Empat puluh. 200% (re-publish)

1.1K 152 101
                                    

Untuk chapter selanjutnya menuju ending aku private ya chingu deul ♡ lapyuu

-----^^-----

Akhir akhir ini kamu selalu dibantu Hanbin secara sembunyi sembunyi. Entah kenapa cowok itu selalu 'ada' disaat Jaehyun lengah atau saat kamu butuh bantuan, contohnya waktu ban motormu bocor dibunderan kampus dan kebetulan tongkrongan Hanbin ada dideket situ. Kemungkinan sekarang Hanbin beralih profesi jadi tukang tambal ban yang gaweannya nebar paku.

Ada lagi saat kamu jaga stand danus di teknik ngegantiin temenmu yang lagi istirahat, dan Hanbin ada disana sedang menarik paksa teman temannya untuk memborong semua daganganmu. Pas ditanya juga cuma jawab "Oh tadi habis nemuin Jaemin mau ngebahas demo besok Minggu". Hanbin selalu melakukan hal simpel untuk membantumu disaat abang atau pacarmu gak ada. Namun yang membuatmu bingung, cowok itu selalu menghilang setelahnya dan tiba tiba datang disaat yang tak diduga.

Seperti sekarang, kamu tengah duduk di depan perpus sambil memijit betismu yang membengkak setelah bolak balik dari akademik ke ruang dosen di lantai tiga menggunakan tangga karena dosbingmu yang plin plan. Tiba tiba ada sepasang tangan yang menarik kakimu ke pangkuannya dan menggantikanmu memijit.

"Ngapa lo ngedumel sendirian disini?" sadar kalau cowok berhoodie itu Hanbin, kamu pun mulai mengeluh.

"Dosbing gue ngeselin, mau minta persetujuan buat magang aja suruh bolak balik ke akademik mulu. Lebih dari 10x kalik gue naik turun"

"Terus? Udah dapet persetujuan?"

"Belom, dia nyuruh gue ntar aja semester 5 atau semester 6. Ngeselin gak?!" cowok itu terkekeh dan menepuk puncak kepalamu pelan.

"Gue bangga deh"

"Kok?"

"Pertama, lo kalo kesel udah gak ngemaki lagi. Kedua, gue bangga liat lo berusaha ikut magang ditengah kesibukan kayak gini. Padahal mereka yang lebih nganggur dari lo aja pada ogah ikut magang" dia tersenyum manis, membuatmu membuang pandangan jika tak mau pipimu memerah.

"Apa sih Bin, ngalus aja. Btw lo ngapain disini?"

"Main aja"

"Gabut banget lo?" dia mengangguk lalu mulai menggerutu.

"Bosen gue di studio mulu"

"Emang di studio ngapain?" tanyamu sambil memperhatikan separuh wajahnya yang tertutup tudung hoodie.

"Ya buat lagu lah, gue kan mahasiswa produktif"

"Halah produktif buat lagu apa buat keributan?" ucapmu sambil membuka tudung hoodienya yang menunjukkan wajah Hanbin yang masih agak lebam. Tanganmu menyusuri garis rahangnya dan turun untuk menyentil dagu Hanbin.

"Udah gak separah waktu itu sih, tapi kok nambah lukanya?"

"Yang ini kemarin ketabrak tembok" Hanbin menyingkirkan tanganmu dan hendak memakai tudungnya lagi.

"Jangan dipake, gue kangen" celetukanmu membuat gerakannya terhenti.
"Soalnya habis ini lo ilang lagi, yakan?" Hanbin bungkam, hanya tangannya yang bergerak untuk memijit betismu lagi.

"Kok diem? Lo lagi tarik ulur ya?" pertanyaanmu yang dilontarkan dengan tenang membuat Hanbin berkeringat dingin.

"Bukan gitu"

"Terus?"

"Gue cuma lagi hati hati aja sama keadaan" melihatmu tak berkomentar membuat cowok itu melanjutkan perkataannya.

"Lo udah gak sendiri lagi Y/n dan orang disekitar lo jelas menolak kehadiran gue. Jadi gue cuma bisa melindungi lo dengan cara gue sendiri" matanya terlihat menerawang.
"Gue berusaha--"

Hollow [Kim Hanbin iKON] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang