"Pian."
"Hmm?"
"Aku mau bilang sesuatu sama kamu."
Pian menatapku dengan seksama. Ia melepaskan pandangannya dari keramaian mall ini. Aku ingin mengatakannya dan semoga saja tidak ada respon buruk dari Pian.
"Mau bilang apa?"
"Habis ini mama ulang tahun."
"Terus?"
"Dulu sebelum aku ketemu sama kamu, mama minta aku buat cari pacar."
"Kan ada aku."
"Aku belum selesai."
"Oke oke."
"Dan setelah itu kalo aku berhasil dapet pacar sebelum ulang tahun mama aku bakal dapat hadiah, tapi pacarnya itu gak boleh bayaran."
"Iya terus?"
"Udah."
"Oke."
"Kok gitu doang?"
"Kamu mau aku respon kayak gimana hmm?"
"Ya gak gimana-gimana, cuma kamu gak marah?"
"Kenapa aku harus marah? Kamu percaya sama aku?"
"Percaya."
"Jadi gak ada alasan aku buat marah sama kamu."
Aku tersenyum. Mama benar, jika tidak ada yang mustahil di dunia ini apalagi untuk masalah hati. Aku merasa jika hidupku tidak jauh berbeda dengan drama korea yang pernah aku lihat.
"Kalau masalah kado biar aku yang cari, asal kamu percaya sama aku, everything I do, I do it for you."
Boleh lumer gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Boyfriend [END]
Short Story"Jomblo dan gak punya teman adalah perpaduan rasa yang pas." - Erinda Copyright2018 by renata sayidatul