[40] - Tunangan? [END]

10.2K 324 1
                                    

Setelah satu tahun berlalu, aku dan Pian sudah lulus SMA dan selama itu pula masa putih abu-abu menjadi berwana. Aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di STAN sementara Pian melanjutkan pendidikannya di ITB, artinya kami harus LDR.

Hari ini aku sudah ada janji dengan Pian di taman dekat rumah. Katanya ia ingin mengatakan sesuatu padaku. Mengingat setelah ini kami akan berpisah, aku menjadi sedikit sedih.

"Rin."

Aku menoleh ke belakang dan menemukan Pian di sana dengan sebuah buket bunga mawar, lalu bunga itu diberikan padaku. Senyum mengembang di wajahku. Setahun sudah ia melukis kenangan indah di masa SMA.

"Udah lama?"

"Barusan."

"Aku mau ngomong sesuatu."

Bukannya duduk di sampingku, ia malah berlutut di depanku.

"Mungkin nggak ada sebulan kita bakal gak sama-sama lagi kayak gini, tapi aku punya janji sama kamu."

Ia mengeluarkan sebuah kotak cincin dari saku jaketnya, kemudian ia membukanya dan menampilkan sebuah cincin perak. Pian tersenyum kepadaku lalu memakaikannya di jari manisku.

"Aku anggap kita udah tunangan."

"Tunangan?"

"Iya, you are mine and I am yours. I promise setelah lulus nanti kita bakal bahagia sama-sama dan selamanya."

"So sweet."

"Ya iya dong, pacarnya siapa lagi."

Aku tersenyum.

"Ah iya aku boleh tanya sesuatu nggak?"

"Boleh, mau tanya apa?"

"Nama kamu itu siapa sih sebenernya?"

"Tunggu tunggu, jadi selama ini kamu nggak tahu namaku?"

"Ya bisa dibilang begitu."

"Mau nama panjang atau nama pendek?"

"Nama panjang lah, kalau nama pendek aku udah tahu."

"Emang tahu dari siapa?"

"Ya tahu aja, Pian kan nama pendeknya?"

"Bukan lah."

"Terus?"

"Pian itu nama kecilku dulu, kalau nama yang sebenarnya itu Alvaro, Alvaro Zio Sagarmatha."

"Alvaro? Terus nama Pian diambil dari mana?"

"Gak tahu juga aku dari mana sangkut pautnya Alvaro sama Pian, yang aku tahu dulu papa suka panggil aku pake nama itu."

"Tapi lucu deh, udah setahun pacaran tapi belum tahu nama pacarnya siapa."

Aku hanya bisa tersenyum. Bagimana aku bisa lupa menanyakan namanya? Dan yang paling kuhafal selama ini hanyalah biodata lengkap para biasku.

"Eh iya, Rin. Dony itu siapa kamu?"

Emergency Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang