Setelah mama dan papa pergi. Aku mengambil ponsel di tasku lalu segera menghubungi Pian. Acaranya akan diadakan di salah satu restoran milik teman papa. Jadi aku bisa mempersiapkan semuanya terlebih dahulu baru pergi kesana.
Setelah mendengar suara mobil berheti di depan rumah aku membuka pintu dan melihat Pian dengan tuxedo itu. Aku bisa melihat jika aktor drama korea yang sering kulihat bisa kalah dengan Pian saat ini.
"Kok bengong? Aku terlalu keren ya?"
"Percaya diri sekali anda."
Kami pun tertawa. Setelah itu aku dan Pian mempersiapkan kado untuk mama yaitu sepasang gelang dan cincin yang diukir khusus, aku tak ikut andil apa-apa untuk ini tapi sepertinya Pian memiliki selara yang bagus.
"Udah siap?"
"Siap."
Pian pun melajukan mobilnya, membelah seluruh keramaian di malam ini. Sampai kita berhenti di tempat tujuan. Tak lupa Pian membukakan pintu untukku.
"You're so beautiful tonight."
Lalu ia mengulurkan tangannya padaku, aku pun menerimanya dengan senang hati.
"Kata mama tamunya cuma sedikit, tapi kenapa restorannya sampe penuh gini?"
"Kamu gugup?"
"Sedikit."
Pian mengeratkan genggaman tangannya untuk menguatkanku. Jujur baru kali ini aku menghadiri pesta seramai ini, sebelumnya aku tak pernah mau ikut ke pesta walau itu wajib tapi karena ini ulang tahun mama, aku mau melakukannya.
"Kalau kamu gugup, kamu eratin pegangannya, aku di sini jadi jangan takut ya."
Aku tersenyum kecil ke arahnya lalu mengangguk. Kemudian kami pergi menghampiri papa dan mama.
"Ah anak mama di sini," ucapnya seraya memelukku.
"Ini siapa?" tanya papaku padaku.
"In--"
"Saya Pian om, pacarnya Erin."
"Oh Pian, anaknya almarhum Pak Deri ya."
"Iya om."
"Papa kenal Pian?"
"Ya kenal lah, dia kan anak sahabat papa."
"Mama juga udah tahu Pian dari kecil malah, mamanya Pian itu dulu sahabat mama SMA sampai sekarang, eh gak disangka sekarang pacaran sama kamu, berasa dapat kado istimewa mama."
Lalu kami pun tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Boyfriend [END]
Nouvelles"Jomblo dan gak punya teman adalah perpaduan rasa yang pas." - Erinda Copyright2018 by renata sayidatul