Part1

34.4K 1.6K 15
                                    


Bel tanda istirahat berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Seluruh murid sudah berhamburan menuju ke kantin.

"Yak, ke kantin yuk" ajak Tiwi.

"Engga dulu deh Wi, gue lagi pusing sama tugas nih" ucap Aria.

"Tugas mah tinggal nyontek aja" ucap Rina memberi solusi yang tidak benar.

"Nyontek doang kerjaan lo, ga mikir dia ikhlas apa engga kasih tugasnya" ucap Tiwi membalas ucapan Rina.

"Udah-udah mending kalian ke kantin aja deh, tambah pusing gue nih" ucap Aria.

"Yaudah kita duluan ya" ucap Tiwi dan Aria membalasnya dengan mengangguk.

Tiba-tiba ponsel Aria berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ketika ia melihat siapa pengirim pesannya, segera ia buka.

Line

Gara: dimana?

Aria: masih di kelas, kenapa?

Gara: gak ke kantin?

Aria: engga lagi banyak tugas

Gara: ohh yaudah

Gara gada inisiatif beliin makanan atau apa gitu. Batin Aria

Aria: iya

Setelah selesai membalas pesan dari Gara. Kemudian ia letakkan kepalanya diatas meja sambil memejamkan matanya.

Ketika Aria sudah ingin bermimpi, tiba-tiba saja ia dibangunkan oleh seseorang. Ketika ia mendonggak ternyata itu Gara sambil membawa bungkusan makanan.

"Lo sakit?" tanya Gara ketika ia melihat Aria tiduran diatas meja.

"Engga, cuma lagi pusing aja banyak tugas" ucap Aria.

"Bacot, nih makan" ucap Gara memberikan bungkusan makanannya kepada Aria.

"Udah kasar, gatau diri lagi" kesal Aria sambil membenarkan posisi duduknya.

"Oh yauda" ucap Gara ingin beranjak pergi namun ditahan Aria.

"Dih ngambekan" ucap Aria mengerutkan bibirnya yang berhasil membuat Gara ingin menciumnya.

"Cepetan makan sayang" ucap Gara lembut sambil mengacak-acak rambut Aria.

"Tadi lo bilang apa?" tanya Aria karena baru pertama kali ini Gara memanggilnya 'sayang'.

"Apaan?"

"Itu loh kata terakhir"

"Emang gue bilang apa?"

"Sayang"

"Iya sayang" ucap Gara terkekeh melihat muka Aria yang berubah menjadi muka kesal.

"Tau ah nyebelin" ucap Aria dengan muka yang ditekuk.

"Maaf, yauda mau gue suapin apa gimana?" tanya Gara.

"Gue bukan anak kecil Gara" ucap Aria lalu membuka bungkus makanannya.

"Yaudah makan, cepatan gak pake lama" suruh Gara sambil duduk disebelah Aria.

"Gue tungguin" lanjutnya lagi.

***

Gara dan teman-temannya sudah berkumpul di rooftop. Mereka slalu bolos bersamaan. Meskipun mereka beda kelas tapi solidaritas masih tetap jalan.

"Gar, si Titan ngajak tawuran nih pulang sekolah" ucap Jefri sambil menunjukan pesannya.

"Wagelasehh palingan juga entar Titan mewek" ucap Davi terkekeh.

"Terima aja" ucap Gara enteng.

"Gar mendingan gausah, kita susun strategi dulu" ucap Felix karena ia tidak ingin geng Kanssas terlibat tawuran lagi.

"Bener kata Felix kita harus susun strategi dulu" ucap Dimas.

"Takutnya kalau asal hajar bisa habis kita, kita juga gatau jumlah mereka ada berapa" lanjut Sergio.

"Ganti aja lo pake rok sana" ucap Gara sambil mengambil rokok milik Aldo.

"Jadi gimana Gar? Jadi?" tanya Jefri hati-hati, jika ia salah bertanya habis sudah nyawanya.

"Jadi, kumpulin semua anak Kanssas nanti sore" ucap Gara.

"Yang gamau ikut silakan" lanjut Gara sambil mematikan rokoknya lalu pergi meninggalkan rooftop.

"Mau dosa tapi takut marah" ucap Dimas binggung melihat tingkah laku Gara.

"Kebalik goblog" ucap Davi mentoleransikan kalimat Dimas.

"Goblognya ke DNA sih" ucap Felix mengejek Dimas dan semuanya pun tertawa.

"Kebanyakan tidur di kandang sapi gini nih, makannya otaknya geser" ucap Aldo mengejek Dimas.

Dimas yang diejek hanya bisa pasrah, toh ia juga tau mereka hanya bercanda.

"STOP" ucap Dimas menghentikan lelucon itu.

"Mending samperin bos besar" lanjut Dimas sambil melangkah pergi dan diikuti yang lainnya.

***

GARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang