Jangan pernah main-main soal kematian Ya, lo gak tahu betapa buruknya gue waktu kehilangan lo-Gara
Hari ini adalah hari yang spesial bagi Gara, mengapa? Karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun.
Semua teman-teman Gara sedang mempersiapkan kejutan yang tidak diketahui oleh Gara. Sedangkan Gara, ia diajak jalan-jalan oleh Nadya untuk mengulur waktu agar yang lainnya bisa mempersiapkan kejutannya.
"Gara, kita nonton dulu ya" ajak Nadya lalu Gara memesankan tiket nonton 'Sabrina'.
Nadya yang tidak tahu bahwa film 'Sabrina' bergenre horror pun biasa-biasa saja. Gara sengaja memesan tiket nonton horror, karena ia ingin mengerjai Nadya.
Mereka pun memasuki gedung bioskopnya dan duduk di kursi mereka. Saat film sudah dimulai Nadya binggung, mengapa layar filmnya gelap semua. Lalu Nadya dikagetkan dengan sound effect dari film tersebut.
Nadya yang tadinya kaget pun memeluk Gara. Gara yang dipeluk Nadya hanya diam sambil menatap ke arah Nadya.
"Lo kalo takut gitu gemesin" sontak Nadya langsung melepaskan pelukannya karena ucapan Gara.
"Kenapa pilih film hantu sih" gerutu Nadya dengan muka sebelnya.
"Karena gue pengin liat muka lo yang gemes" ucap Gara yang membuat pipi Nadya blushing.
Untungnya saja lampu bioskop mati, kalau tidak pasti Gara sudah bisa melihat pink-pink yang ada di pipinya.
"Gara sini aku bisikin sesuatu"
Lalu Gara mendekatkan telinganya ke kepala Nadya.
"Jangan suka bikin baper anak orang, kasian bapaknya" ucap Nadya jayus.
"Lah kenapa jadi bapaknya yang kasian?" tanya Gara binggung dengan kata yang Nadya bisikan.
"Karena anak perempuannya dimainin" ucapan Nadya langsung menohok ke hati Gara.
Maaf Nad, gue masih belum bisa lupain Aria, Batin Gara.
***
Kini Nadya mengajak Gara pulang ke rumahnya. Karena pesta kejutan ulang tahun Gara diadakan di rumah Nadya.
Di dalam mobil terjadi keheningan yang cukup lama, akhirnya Nadya pun memecahkan keheningan tersebut.
"Happy Birthday Gara" ucap Nadya agar Gara tidak curiga dengan kejutan yang akan ia berikan.
"Makasih pipi bakso" ucap Gara mencubit pipi Nadya.
"Oh ya nanti lo anterin gue ya ke dalam soalnya gak ada siapa-siapa" ucap Nadya mulai menjalankan rencananya.
"Siap kapten!" ucap Gara sambil berhormat.
Gara kini melajukan mobilnya dengan kecepatan standard. Sedangkan Nadya ia hanya sibuk dengan ponselnya sambil mengabari yang lain kalau mereka akan segera tiba.
Disisi lain, Felix dan yang lainnya sedang bersiap-siap di posisi mereka masing-masing. Mereka membuat kejutan ini karena idenya Nadya. Nadya lah yang mempersiapkan semua ini. Tapi karena dia perempuan toh ia juga butuh bantuin orang lain kan, makannya ia menyuruh teman Gara mendekor dan mempersiapkan semuanya.
Tin tin
Itu suara klakson mobil Gara, semuanya pun langsung bersiap-siap dan menyuruh yang lain agar tidak teledor ataupun melakukan kesalahan.
Saat pintu dibuka munculah sosok Gara dan Nadya. Sergio yang bertugas menghidupkan lampu pun segera menghidupkan dan alangkah kagetnya Gara melihat semua ini.
"Happy Birthday Gara!" ucap mereka bersamaan.
Dan lebih kagetnya lagi Gara saat ia melihat siapa yang memegangi kue ulang tahunnya.
Tiara, saudara kembar Aria. Padahal niat Gara ingin melupakan Aria, tapi karena persamaan wajah Tiara dengan Aria, Gara pun gagal move on.
"Selamat ulang tahun Gara" ucap Tiara lalu Gara meniup lilinnya.
"Makasih Tiara" ucap Gara lalu semuanya memandang Gara aneh.
"Tiara? Lo mabuk ya Gar?" tanya Aldo sambil tertawa.
Gara yang binggung mengapa Aldo tertawa pun meminta penjelasan kepada Tiara dan yang lainnya.
"Maaf Gar, sebenarnya gue Aria. Gue belum mati Gar. Yang donorin jantung buat Nadya itu Tiara saudara kembar gue. Gue sama dia tukar posisi waktu itu karena gue mau buktiin lo beneran cinta sama gue atau lo cuma main-main" ucap Aria yang sekarang membongkar identitasnya.
"Sorry bro gue harus bohong, kalau engga gue bisa dipenggal" ucap Davi sambil menunjukan giginya.
Sebenarnya Gara kesal dengan Aria tapi karena ia terlalu kangen dengan Aria, ia pun langsung memeluk Aria.
"Jangan pernah main-main soal kematian Ya, lo gak tau betapa buruknya gue waktu kehilangan lo" ucap Gara sambil menetaskan air mata.
Baru kali ini Gara menangis dihadapain Aria dan teman-temannya. Bagi Gara ini adalah kejutan yang terindah di dalam hidupnya meskipun tidak ada Mamanya.
Nadya yang melihat apa yang ia lihat rasanya sakit, tapi mau gimana pun ia juga harus bisa belajar ikhlas menerima semua keadaan yang ada.
Setelah selesai dengan aksi mewek-mewekannya, kini mereka semua pergi menuju ke halaman belakang rumah Nadya untuk melakukan bakar-bakar.
Semuanya menikmati pesta tersebut. Bercanda tawa bareng, dan bernyanyi bareng sudah membuat Aria bahagia. Ia sangat berterima kasih kepada adiknya Tiara yang sudah bersedia mendonorkan hatinya untuk Nadya.
Makasih Ra, lo sangat berjasa dihidup gue. Tanpa lo gue gak bisa sebahagia ini. Yang tenang disana Ra, gue sayang sama lo. Batin Aria sambil menatap ke arah langit. Dan kini semuanya pun merasakan kebahagian.
***End***
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA [Completed]
Teen Fiction#2 Penghianat [28-07-18] #3 Gara [27-09-18] #1 Gara [02-11-18] #2 Teenlit [02-01-19] #4 SMA [15-03-19] #1 Penghianat [25-07-19] Anggara Julian Astrada yang biasa dikenal dengan Gara. Gara memiliki geng yang gak kalah kerennya dari geng sekolah...