Part15

21K 931 5
                                    

Lo harus kasih gue kepastian, karena cinta bukan cuma butuh perjuangan tapi juga butuh kepastian.

-Christof

"Mau kasih apa kamu?" tanya Bu Surti yang tak melihat Gara membawa barang apapun.

"Kasih sayang" ucap Gara tersenyum dan seluruh murid di dalam kelas pun tertawa.

Sekarang yang Aria rasain adalah senang plus malu. Ia senang bahwa Gara sayang sama dia, tapi ia malu karena Gara mengucapkannya di depan kelasnya.

"Acelah kok gue yang baper ya?" ucap Tiwi dari arah belakang bangku Aria.

"Iya sama, gue juga. Lo pa kabar To? Jomblo akut" ucap Rina menimbrung.

"Gue sehat, ya meskipun sesak di dada" ucap Tito lalu Tiwi dan Rina pun tertawa.

"Sudah-sudah diam, kamu Gara balik ke kelas!" bentak Bu Surti kepada Gara sambil memberikan tatapan tajam andalannya.

Gara bukannya balik ke kelasnya melainkan ia menatap balik Bu Surti. Bu Surti binggung mengapa Gara berani sekali menatapnya balik.

Seluruh murid di kelas juga binggung dengan sikap Gara yang terlalu berani melawan ke guru. Bukan terlalu berani lagi sih tapi melainkan sudah melawan guru lebih tepatnya.

"Ahh ibu kedip" teriak Gara girang karena ia menang.

Seluruh murid di kelas yang tahu maksud Gara pun tertawa terbahak-bahak dengan sikap Gara yang aneh. Sementara Aria ia juga ikut tertawa namun tertawa biasa.

"KELUAR KAMU!" bentak Bu Surti kasar lalu ia ingin melemparkan sepatunya kepada Gara.

Alhasil Gara yang tahu akan di lempari sepatu tinggi milik Bu Surti pun langsung kabur keluar dari kelas Aria. Tapi belum beberapa menit ia pergi, Gara balik lagi ke dalam kelas Aria.

"Sebentar, ada yang ketinggalan" ucap Gara ngos-ngosan.

"Apa?!" tanya Bu Surti dengan nada masih marah.

"Cinta saya ke Aria" ucap Gara lalu ngacir pergi  berlari keluar sebelum ia di lempari sepatu Bu Surti.

Aria yang merasa namanya disebut pun langsung menundukkan kepalanya. Ia malu dengan sikap Gara yang aneh tapi ia juga senang karena seluruh murid tertawa oleh ulah Gara, pacarnya.

"Diam! Sekarang kembali belajar" ucap Bu Surti lalu melanjutkan materinya sampe jam istirahat pertama.

***

"Gimana? Lo udah ngedeketin Aria?" tanya Virgo salah satu anggota dari geng Triyal.

"Udah kasih gue waktu tiga hari buat hancurin hubungan mereka" ucap Rega suruhan Titan.

"Oke gue percaya sama lo" Kini Titan lah yang mulai berbicara.

Titan sudah lama merencanakan suatu hal untuk menghancurkan Gara dan gengnya. Karena dulu ketua Triyal, Christof dihajar babak belur oleh Gara dan geng nya hingga tewas. Dan saat itu juga geng Triyal mengibarkan bendera peperangan kepada geng Kanssas.

Dulu Christof adalah ketua dari geng Triyal dan sekaligus sahabatnya Gara. Tapi persahabatan mereka harus kandas karena masalah percintaan.

Flashback on

Disebuah taman yang penuh dengan orang-orang yang sedang berpacaran. Christof membawa Nadya duduk di salah satu bangku taman.

"Nadya, gue suka sama lo" Christof memberikan setangkai bunga mawar.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Christof memberanikan dirinya.

"Ini beneran atau bohongan?" tanya Nadya karena ia takut tertipu dengan Christof yang suka jahil.

"Tergantung" ucap Christof menggantungkan perkataannya.

"Tergantung apanya?" tanya Nadya binggung.

"Tergantung, kalo lo nolak gue berarti ini main-main, tapi kalo lo terima gue berarti ini beneran" ucap Christof menjelaskan.

"Ehm gimana ya?" tanya Nadya masih binggung.

"Lo gak harus jawab sekarang, besok atau lusa juga bisa. Asal lo harus kasih gue kepastian, karena cinta bukan cuma butuh perjuangan tapi juga butuh kepastian" ucap Christof panjang lebar.

***

GARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang