Pagi ini Gara berniat ingin menjemput Aria, namun Aria menolaknya sebab ia tidak mau merepotkan Gara.Rumah Gara lebih dekat dengan sekolah, jika ia menjemput Aria berarti Gara harus melewati sekolahnya.
Aria yang baru saja memakai sepatunya langsung keluar sambil berpamitan kepada Ayah dan ibunya.
Ketika ia membuka pintu, tiba-tiba saja Gara sudah duduk di depan.
"Ck keras kepala banget sih" ucap Aria menghampiri Gara.
"Buruan" suruh Gara, karena sebentar lagi jalanan pasti macet.
"Lain kali gak usah Gara" ucap Aria sambil menduduki bangku belakang motor Gara.
Gara yang melihat Aria menggunakan rok sependek itu pun langsung melepas jaketnya dan memberikannya kepada Aria.
"Nih pake, lo kyk cabe-cabean" ucap Gara lalu mendapat jitakan dari Aria.
"Gini-gini gue pacar lo tau" kesal Aria pada Gara.
Aria yang sedari tadi diam binggung, mengapa Gara tak kunjung berangkat. Apa ada kata yang salah yang ia lontarkan.
"Gar, kenapa gak jalan-jalan?" tanya Aria binggung.
"Lo pegangan dulu, baru gue jalan"
"Alay banget sih" ketus Aria yang masih kesal dengan Gara.
"Lo mau mati? Gue bawanya ngebut" Lagi-lagi Gara membuat Aria BT.
"Tuhkan nyumpahin lagi" ucap Aria dengan muka yang ditekuk.
Gara yang melihat tangan Aria masih belum memeluknya pun langsung ia ambil paksa dan melingkarkannya di perutnya.
Gar, lama-lama gue mati mendadak nih, Batin Aria.
***
"Eh sih bos mana nih, kok belum dateng" ucap Jefri melihat ke arah parkiran.
"Jemput cewe nya dulu kali" ucap Aldo sambil menghisap rokoknya.
"Eh itu Gara sama Aria" ucap Felix yang membuat semuanya melihat ke arah parkiran.
"Lo cenayang ya Do, bisa tau si bos jemput cewenya" ucap Dimas memuji Aldo.
"Bego jangan dipelihara napa sih" kesal Aldo pada Dimas.
Disisi lain, Aria turun dari motor Gara lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya.
"Pake" ucap Gara memberikan Aria sebuah kalung.
"Ga-.." ucapan Aria lebih dulu dipotong oleh Gara. "Lo tau gue gak suka penolakan kan?" tanya Gara lalu mendapat anggukan dari Aria.
"Pake" ucap Gara sekali lagi.
"Ga berlebihan nih Gar?" tanya Aria sambil melihat kalung pemberian Gara..
"Pake" itulah yang Gara ucapkan dari tadi tanpa membalas pertanyaan Aria.
"Iya, yauda sini" ucap Aria tapi Gara tak memberikan kalungnya, justru ia langaung memakaikannya ke leher Aria.
Saat Gara memakaikan kalungnya kepada Aria, seseorang melihatnya dengan sikap cemburu. Ia tidak tahu mengapa ia cemburu melihat Gara dengan Aria. Padahal Gara semalam hanya sekedar menolongnya saja.
Agatha pun langsung pergi menuju ke kelasnya tanpa sepengetahuan keduanya. Tapi Gara sempat melihat Agatha yang melihat aksinya tadi.
Gara pun buru-buru mengantarkan Aria ke kelasnya dan mencari keberadaan Agatha.
Sampai tiba di halaman belakang sekolah, Gara melihat seorang cewe duduk sendiri membelakanginya, ia yakin itu lah Agatha.
"Ekhem" Gara berdehem yang membuat Agatha menoleh.
"Kak Gara? Ngapain disini" ucap Agatha kaget melihat Gara sudah duduk disampingnya.
"Lo ngapain tadi?" tanya Gara tanpa menjawab pertanyaan Agatha.
"Ta-tadi itu mau lewat tapi gak jadi salah jalan" ucap Agatha berbohong.
"Jangan suka sama gue, karena gue takut nyakitin perasaan orang" ucap Gara.
"Ehh?"
Karena sejak Gara masih jomblo sampai ia masih berpacaran pun Agatha masih menyukainya.
Bel tanda masuk berbunyi, Agatha yang mendengarkannya langsung pamit pergi menuju ke kelasnya.
"Eh kak, udah bel aku ke kelas dulu ya" ucap Agatha beranjak pergi lalu tiba-tiba Gara mecengahnya.
"..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA [Completed]
Teen Fiction#2 Penghianat [28-07-18] #3 Gara [27-09-18] #1 Gara [02-11-18] #2 Teenlit [02-01-19] #4 SMA [15-03-19] #1 Penghianat [25-07-19] Anggara Julian Astrada yang biasa dikenal dengan Gara. Gara memiliki geng yang gak kalah kerennya dari geng sekolah...