Part24

20K 953 15
                                    


Sepenting itu kah sahabat, sampai lo lupa sama pacar sendiri?

-Aria

"Dokter,suster tolongin temen saya!" teriak Gara sambil masih mengendong Nadya.

Suster yang berjaga pun dengan sigap langsung membawa brankar dan Gara pun meletakan Nadya diatas sana.

"Gar, santai Gar" ucap Sergio menenangkan Gara.

"GIMANA GUE MAU SANTAI?!" bentak Gara kepada teman-temannya.

"DIA SAHABAT GUE DARI KECIL, DIA YANG SLALU BIKIN GUE SENANG KALO GUE KEINGAT NYOKAP GUE!" Emosi Gara meluap, ia mengeluarkan semua emosinya sekarang.

"Lo kelupaan sesuatu Gar, Aria" ucap Jefri mengingatkan nya kepada Gara.

Gara yang baru sadar ia lebih mementingkan Nadya ketimbang Aria pun langsung mengacak rambutnya frustasi.

Gara yang binggung harus gimana pun dikagetkan dengan muka dokter yang bisa dibilang muka serius.

"Apa salah satu dari kalian, pihak terdekat dari saudari Nadya?" tanya sang dokter.

Gara pun langsung menunjuk dirinya.

"Mari ikut saya" ucap sang dokter membawa Gara menuju ruangannya.

"Jadi begini, peluru yang ada di dalam tubuh Nadya menancap ke organ jantung, dan kemungkinan kecil untuk dia bisa bertahan" ucap sang dokter.

"Lakuin apapun supaya Nadya bisa bertahan dok, Dokter mau apa? Mobil? Rumah? Istri baru? Apapun saya berikan, asal Nadya selamat dok" ucap Gara memohon kepada sang dokter.

"Satu-satunya jalan yaitu transfusi jantung, dan berdoa yang terbaik. Karena saya hanya bisa membantu melalui alat medis. Kalau soal nyawa hanya yang diatas lah yang tau" ucap dokter tersebut.

Kemudian Gara keluar dari ruangan sang dokter dan menghampiri teman-temannya.

"Nadya butuh jantung" ucapan Gara kedengaran aneh di telinga mereka.

"Jantung? Maksud lo Nadya kena serangan jantung gitu?" tanya Sergio serius.

"Bukan tol, maksud Gara itu Nadya butuh pendonor jantung" ucap Felix.

"Yee songong lu nak IPA" ucap Sergio tak terima dibilang tolol oleh Felix.

Ternyata saat mereka sedang berbicara tentang donor hati untuk Nadya, diam-diam Aria menguping. Ia sedari tadi sudah menguping saat Gara berteriak-teriak panik melihat keadaan Nadya.

Flashback on

"Ga, jangan pulang dulu. Anterin gue ke rumah sakit" ucap Aria yang membuat Rega binggung.

"Luka lo bisa diobatin di rumah Ya" ucap Rega.

"Bukan itu, gue mau tau keadaan Nadya" ucap Aria lalu Rega pun melajukan kendaraannya ke rumah sakit dimana Nadya dibawa.

Sesampainya di Rumah Sakit, ia menanyakan kepada suster dimana tempat Nadya di larikan. Sang suster pun memberi tahu dan dengan segera Aria dan Rega pergi menuju ke ruangan tersebut.

Tapi belum saja mereka sampai di ruangannya, namun suara teriakan Gara terdengar hingga ke koridor.

"GIMANA GUE MAU SANTAI?!" bentak Gara kepada teman-temannya.

"DIA SAHABAT GUE DARI KECIL, DIA YANG SLALU BIKIN GUE SENANG KALO GUE KEINGAT NYOKAP GUE!" Emosi Gara meluap, ia mengeluarkan semua emosinya sekarang.

Aria yang mendengar bahwa Nadya lah yang menjadi prioritas Gara pun kemudian mengeluarkan air matanya.

Rega yang sedari tadi sudah memaksa Aria untuk pulang pun tidak bisa karena Aria masih ingin mendengar kabar baik Nadya.

"Nadya butuh jantung" ucapan Gara kedengaran aneh di telinga mereka.

"Jantung? Maksud lo Nadya kena serangan jantung gitu?" tanya Sergio serius.

"Bukan tol, maksud Gara itu Nadya butuh pendonor jantung" ucap Felix.

Setelah Aria mendapatkan kabar kalau Nadya membutuhkan pendonor jantung pun langsung meminta Rega untuk mengantarnya pulang.

Sepenting itu kah sahabat, sampai lo lupa sama pacar sendiri? Batin Aria.

***

GARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang