Part18

18.9K 977 2
                                    


Jangan pernah tinggalin gue karena sifat asli gue, yang terpenting lo harus tau kalau gue sayang sama lo.

-Gara

"Nadya?"

"Lo sekolah disini?"

Perasaan Gara kini bercampur aduk. Ia ingin memeluk Nadya karena sekedar kangen tapi ia tau itu akan membuat Nadya semakin menyukainya.

"Iya, btw lo masih kenal gue Gar?" tanya Nadya yang masih memegangi kepalanya yang sakit.

"Iya lo kan sahabat gue, btw sorry ya kepala lo" ucap Gara sambil mengelusi kepala Nadya.

Saat Gara mengelusi kepala Nadya, tanpa mereka sadari ternyata Aria dan Agatha melihat kejadian tadi. Aria yang baru saja dari toilet dan Agatha yang baru saja keluar dari perpus.

Karena kelas Aria di sebelah lapangan basket, mau gak mau ia harus melewati jalan itu. Ketika Aria sudah setengah berjalan, tiba-tiba saja ada yang memanggilnya.

"Aria!" teriak Rega kencang sehingga Gara dan Nadya dapat mendengarnya.

Aria yang merasa namanya dipanggil pun membalikkan badannya. Ternyata Rega lah yang memanggilnya.

"Kenapa Ga?" tanya Aria kepada Rega yang sudah berdiri di depan Aria ngos-ngosan.

"Itu apa ya, bentar gue tarik napas dulu" ucap Rega basa basi tapi ia juga cukup kelelahan karena harus mengejar Aria yang diujung.

"Lo hari ini cantik" ucap Rega sambil mencubit pipi Aria.

Kalian harus tau, Aria blushing bukan karena gombalan Rega tapi ia takut Rega bakalan mati tinggal nama dibuat Gara.

"Jelas, pacar gue gitu" ucap Gara lalu merangkul Aria.

Aria yang dirangkul oleh Gara hanya bisa berdiam diri dan menerima rangkulan Gara. Namun ia masih tetap kesal dengan sikap Gara tadi.

"Cewe lo banyak juga ya, bagi satu dong" ucap Rega berbasa-basi termasuk menyinggung.

"Dua" ucap Gara yang membuat Aria, Nadya dan Rega kaget.

"Cowo lo buaya banget Ar, dedek takut auh" ucap Rega dengan gaya lebaynya.

"Emang siapa satu lagi Gar?" tanya Nadya penasaran.

"Mama" ucap Gara singkat.

Gara sangat merindukan mamanya. Setiap ia merasa sedih pasti slalu ada mamanya yang membuatnya kembali ceria. Mungkin sekarang mamanya sudah bahagia di atas sana.

"Gar? Lo harus kuat" bisik Nadya di telinga kiri Gara.

Karena yang tahu kepergian mamanya Gara cuma Nadya dan geng Kanssas.

"Emang mama lo kemana?" Gara yang mendapat pertanyaan seperti itu dari Rega pun mulai kesal.

Siapapun orang yang menanyakan keberadaan mamanya atau apapun yang bersangkutan dengan mamanya, ia pasti reflek akan marah.

Gara sangat sensitive jika seseorang menanyakan hal-hal tentang keluarganya. Sekarang Gara hanya tinggal dengan papanya dan mama barunya. Mama barunya juga tidak seperti mama tiri yang kesannya galak, justru sebaliknya. Baik dan perhatian pada papa dan Gara.

"Gausah kepo lo!" ucap Nadya meninggikan nadanya.

"Mama lo selingkuh ya? Atau.." ucapan Rega terpotong akibat Gara tak bisa mengendalikan emosinya.

Gara menghajar Rega sampai babak belur, Aria dan Nadya sudah berusaha menahan Gara. Sedangkan Felix dkk berlari ke tempat Gara dan memisahkan perkelahian tersebut.

"STOP!"

"Gue bilang stop Gara!" teriak Aria yang sudah tak tega melihat wajah Rega sekarang.

"Kenapa? Lo suka sama dia? Iya?!" Gara membentak Aria tak sadar di depan yang lainnya.

Baru pertama kali ini Aria di bentak oleh Gara. Ternyata ini sifat asli Gara, selama ini Gara pernah bilang ke Aria, jangan pernah tinggalin gue karena sifat asli gue yang terpenting lo harus tau kalau gue sayang sama lo.

Aria kini membantu Rega berdiri, sebelum Aria membawa Rega pergi menuju uks, ia berhenti dan berbicara kepada Gara.

"Asal lo tau, gue gak akan pernah ninggalin lo, tapi gue cuma kecewa sama lo" ucap Aria membuat Gara dan yang lainnya kaget.

Gara yang tersadar telah membentak Aria pun kesal pada dirinya sendiri. Karena Gara tau kalau cewe tidak suka dibentak.

Lalu Aria pergi meninggalkan yang lainnya dan mengajak Rega ke uks untuk mengobati lukanya.

Aria, gue emang bodoh. Gue minta maaf, Batin Gara.

***

GARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang