Part17

19.8K 904 0
                                    


Rasa sayang itu gak perlu di umbar, cukup gue dan dia yang tahu.

-Gara

Seluruh murid yang berada di kantin sudah pada masuk ke kelasnya. Kini tersisa Gara,Sergio,Davi,Aldo dan Dimas. Sedangkan Jefri dan Felix mereka kembali ke kelas.

Biasanya Gara dan teman-temannya berkumpul di warjok. Tapi kali ini tidak karena Bu Gembul tutup warung.

"Bu es jeruk lima" ucap Aldo memesankan minum untuk keempat temannya dan dirinya.

"Btw Gar, lo tau siapa yang ngunciin Aria digudang?" tanya Dimas sambil menunggu minumannya.

"Siapa lagi kalo bukan suruhannya Titan" ucap Aldo membantu menjawab.

"Tapi siapa yang berani?" tanya Davi karena setahunya tak ada satupun orang yang berani mendekati Aria ataupun Gara dkk.

"Rega" ucap Gara datar.

"Rega? Rega Alta Bangsat itu?" ucap Sergio menyebut nama panjang Rega.

"Bangsa woi gak pake T" ucap Dimas membenarkan sambil terkekeh sedikit.

Saat mereka tengah asyik meminum-minuman nya, ternyata Pak Kumis mengenali mereka. Siapa sih guru yang tidak tahu dengan kelima anak yang sedang bolos di kantin ini.

Sergio yang melihat kedatangan Pak Kumis pun memberi aba-aba untuk lari. Belum juga hitungan ketiga, Dimas dan Aldo sudah lebih dulu melarikan dirinya.

Kalian pasti tahu mereka akan bertemu dimana. Yang jelas bukan di kelas, melainkan di rooftop.

"Ohh ya Gar pa kabar si Agatha" tanya Aldo tiba-tiba.

Seketika Gara mengingat hadiah yang Aria kasih tadi. Plastik pink bergambar hello kitty, unik tapi tak pantas untuk warna cowo.

Segera ia keluarkan hadiah tersebut dari kantongnya. Aldo,Dimas,Davi dan Sergio yang melihat Gara membawa plastik pink bergambar hello kitty pun tertawa.

"Apa?!" ucap Gara datar.

"Gue yang salah liat, apa mata gue yang mulai katarak?" tanya Sergio sambil mengucek-ngucek matanya.

So pasti mereka binggung dengan keanehan Gara. Siapa sih cowo yang suka dengan warna pink dan gambar hello kitty, bukan Gara banget.

Gara mengeluarkan isinya, ternyata Agatha memberikan gelang bertulisan nama Gara dan sebuah surat kecil yang berisi,

"Jangan lupa dipake ya kak" gumam Gara dalam hatinya ketika ia membaca surat yang tersebut.

Dengan segera Gara memakaikannya di tangan sebelah kirinya sambil tersenyum kecil. Dimas sangat amat binggung melihat tingkah aneh Gara belakangan ini.

"Lo sakit jiwa Gar?" tanya Dimas membuyarkan senyuman Gara.

"Btw gelang dari siapa tuh" tanya Aldo seperti biasa dengan sifat keponya.

"Agatha" ucap Gara biasa saja tanpa beban.

"LO GILA?!" teriak Davi lalu menghampiri Gara.

"Terus Aria lo kemanain? Gue abangnya gak terima Aria lo selingkuhin, ya meskipun gue abang tiri" lanjut Davi tak percaya dengan keanehan Gara.

"Rasa sayang itu gak perlu di umbar, hanya gue dan dia yang tau" ucap Gara.

"Sejak kapan lo jadi sok puitis gitu?" tanya Sergio sambil menatap kearah Gara.

"Fix bukan Gara ini mah!" ucap Dimas kokoh dengan jawabannya.

"Ini Gara tol" ucap Aldo kasar.

"Tol? Apaan jalan tol kali ah" ucap Dimas dengan sok melucon.

"Tolol" ucap Aldo lalu mendapat tertawaan dari Gara dan yang lainnya.

Davi menyudahi acara bolos mereka. Ia mengajak semuanya untuk bermain basket.

(Eh sebentar, bukannya Davi tadi mau menyudahi acara bolosnya ya? Tapi kenapa jadi mengajak yang lainnya bermain basket?)

Akhirnya pun mereka pergi menuju ke lapangan basket. Ternyata disana sudah ada Felix dan Jefri. Sebelum mereka menuju ke lapangan, Davi sempat memberi tahu kalau mereka kan bermain basket.

Kini Gara dan yang lainnya membagi teamnya menjadi dua. Tapi karena jumlah mereka ada tujuh jadi team Felix berjumlah empat dan team Gara berjumlah tiga.

Pertandingan dimulai, Gara mendribble bolanya menuju ke arah ring lawan lalu ia mengopernya ke Sergio. Sergio membawa bola hingga tiba diatas ring, bola yang ia pegang ia oper ke Aldo lalu Aldo mengopernya ke Gara.

Dimas yang dibuat binggung dengan tak tik mereka pun kesal tapi ia masih tetap berusaha merebut bola dari tangan Gara.

Saat Gara sudah menerima bola dari Aldo kini waktunya ia memasukan bolanya ke dalam ring. Tapi karena ulah Dimas, bola yang Gara pegang terlempar keluar lapangan dan mengenai seseorang.

Gara langsung menghampirinya dan mengambil bola basket tersebut. Saat ia ingin meminta maaf, ia kaget ketika ia melihat kearah wajah cewe tersebut.

"Nadya?"

***

GARA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang