02. Nebeng

196 83 28
                                    

Kenzo💛

Ay, maaf ya aku ga bisa jemput, Arin sakit

Tanpa membuka pesan Ken pun sepertinya Aya sudah bisa menebak apa isinya. Sudah biasa bukan? Selalu Arin.

Aya harus mencari tumpangan hari ini. Aya tidak punya uang jika harus mencari taksi.

Abian kaya tarzan🙉

Bian, gue nebeng ya

Ken ke arin lagi?

boleh gak nih?

otw
Read

Setelah mengirim pesan, Aya tidak menunggu apapun untuk pergi dan duduk di teras rumahnya. Aya berharap Bian tidak ngaret, meskipun setiap ada janji dengan Aya Bian selalu tepat waktu. Namun tetap saja, hari ini Aya punya banyak tugas mulai dari jadwal memimpin literasi di kelas dan menyelesaikan PR yang belum dia garap.

Belum lama Aya duduk, dan motor sport berwarna putih itu masuk tanpa permisi kedalam pagar rumah Aya.

Aya langsung mendekatkan diri pada Bian yang masih bertengger di atas motor kebanggaannya itu.

Ya, tentu Bian bangga. Karna motor itu ia dapat hasil jeri payahnya saat lomba memanah tingkat Nasional dulu. Memanah memang menjadi salah satu kelebihannya.

"Kok cepet si?" tanya Aya yang merasa belum lama ia duduk namun Bian sudah sampai di hadapannya.

"Lo pikir rumah gue dimana? noh di sana tuh. Gak sebelahan si sama lo tapi kan masih sekompleks, cicak"

"Gue bukan cicak" Aya memprotes sepatah kata yang sangat tidak suka ia dengar. Bian selalu saja mengatakan Aya adalah cicak. Apa maksudnya?

"Bukan cicak tapi nemplokin gue terus kalo mati listrik kaya cicak." Ejek Bian sambil menyeringai.

"Lah itu kan dulu pas gue kecil, sekarang mah udah gak"

"Ya deh iya serah lo, cepet naik nih helm pake." Bian mengalah, akan panjang jadinya jika terus ia ladeni.

Aya memakai helm dan langsung naik ke motor Bian. Memposisikan diri senyaman mungkin.

"Turun dulu, turun lo, cicak." perintah Bian tiba-tiba.

"Lah?"

"Terun cepet." Kali ini Bian lebih ke arah memaksa.

Ayana pun turun, dan menatap Bian dengan kesal yang tidak bisa ia tutupi.

"Nih, lo gak pernah becus ya pake helm doang, biar apa coba? Biar gue yang makein gitu?"

Aya sukses dibuat melongo dengan perkataan Bian yang sibuk membenarkan helm yang Aya pakai, mengunci talinya bahkan membenarkan posisi.

Tapi serius, tadi Aya sudah memakainya dengan benar.

"Ya kali tarzan, lagian gue udah bener tuh tadi. Lo aja yang modus." Protes Aya.

"Gue? modus?" Bian menunjuk dirinya sendiri. "masa sih?" lanjutnya.

"Bodo ah Bian, gak peduli" Aya langsung naik ke motor Bian.

Beberapa detik kemudian Bian pun menyalakan motornya dan mulai menjalankan.

......

"Kok berhenti si?" Aya refleks saja memberi tepukan kecil di bahu Bian yang menepiskan motornya tiba tiba.

"Sarapan dulu." Bian melangkahkan kakinya mendekat ke arah sebuah pondok mie ayam. Mau tidak mau Aya hanya membuntuti Bian di belakangnya.

Let Me DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang