ZEHN

2.7K 267 0
                                        

Kehidupan akan berawal dengan baik jika kau selalu berpikir dan bertindak baik.

***

Tak lama berselang dari tangis dalam kesendiriannya, sayup-sayup Selena mendengar suara sapaan dari luar kamarnya.

"Selena, apa kau baik-baik saja?" panggil Blaire khawatir dengan tetap menggunakan setelan pakaian kerjanya.

Tak peduli akan komentar Selena nanti, dipikirannya adalah rasa bersalah karena tak sempat mengabarinya. "Mom masuk ya honey."

Selena tak menyahut jua. Hingga membuat Blaire merasa sesuatu yang salah telah terjadi kepada anaknya.

Pelan-pelan, Blaire memutar knop pintu dan mendorongnya pelan. Wanita itu takut jika buah hatinya akan terkejut ketika ruang pribadinya dibuka.

Panik. Blaire membulatkan matanya dan segera mendekati Selena. Gadis itu tampak begitu kusut dengan penampilan serta bekas sungai kecil di pipinya.

"Selena, kau kenapa?" tanya Blaire hati-hati dan masih disambut isakan tertahan dari bibirnya.

"Tak apa, Mom," akunya bohong.

Sedikit memaksakan senyum, Selena kembali melanjutkan, "Hanya tersandung."

"Tersandung?" tanya Blaire disambut anggukan dari Selena.

Kedua alis Blaire bertaut. "Kapan?"

"Saat tadi pulang. Suasana rumah gelap dan aku terlalu ceroboh jadi akhirnya terjatuh."

Masih mempertahankan raut wajahnya, wanita paruh baya itu merasa sangsi atas pernyataan anaknya. "Kau tak berbohong kan?"

Lagi, Selena menggeleng pelan. Gadis itu benar benar pintar mengelabui ibunya walaupun hal itu tak pernah dibenarkan.

"Baiklah kalau begitu," Blaire mengendikkan bahu, "kau sudah menyiapkan barang-barangmu?"

"Sudah, Mom."

"Semuanya?"

"Iya, Mom," balas Selena gemas.

Blaire tertawa kecil. Dilihatnya sang putri yang terlihat kesal namun begitu imut itu. Kemudian tangannya terangkat ke udara dan mengelus pelan rambut Selena yang terlihat sedikit berantakan.

"Jika kau memiliki masalah, ceritakanlah. Tapi jika kau memang tersandung maka obatilah. Menangis tak akan membuat lukamu sembuh, malah kau akan semakin sakit."

Selena menyeka sisa air matanya yang mulai mengering. Pelan-pelan kedua ujung bibirnya naik, membentuk lengkungan senyum manis tipis. "Aku tahu, Mom."

"Good girl!" Blaire mengusak pelan rambut Selena, meninggalkan jejak berantakan setelah ia merapikannya sendiri.

"Mom," tegur Selena seraya merapikan kembali rambutnya. Bibirnya sedikit dikerucutkan hingga memancing kekehan dari Blaire.

Putrinya masih sama. Seorang yang berpemikiran dewasa dibalik tingkah kanak-kanaknya.

"Oh iya, maafkan, Mom karena meninggalkanmu dadakan ya. Tadi Devian menelepon Mom karena harus mengurusi jam kerja ganti."

Selena tersenyum. "Tak apa, Mom. Lagipula pekerjaan juga prioritas setelah keluarga."

Bak dipayungi sebuah beringin raksasa, Selena merasakan tatapan teduh dari ibunya. Sorot yang dipenuhi kasih sayang dan menjadi titik kenyamanan di kala ia tak begitu sering berinteraksi dengan ayahnya. Meski begitu, Selena tahu jika di balik tatapan itu terdapat rindu yang menggebu untuk kembali bersatu.

FALSE : The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang