5 - Salju

4.2K 419 25
                                    

"I can't do anything, just give the cold."--- Jack Frost

Ernest’s POV

Minggu berikutnya, aku memenuhi keinginan Jack untuk pergi ke New Jersey. Tentu saja ibu ku ikut serta karena dia tidak akan meninggalkan aku dengan seorang cowok berduaan dalam perjalanan yang lumayan jauh.

Kami tidak jadi naik kereta, Ibu ku mengantar kami dengan mobil nya.

Jack menutup pintu mobil setelah duduk di belakang ku. “Kenapa Isha tidak ikut?” tanya ku. “Mana mau dia ikut, memang nya kau pikir dia cewek seperti apa?” balas Jack.

-

“Selamat datang di rumah lama ku,” kata ku ketika kami sampai.

Aku memandangi pantai yang sudah sekian lama tidak ku jumpai itu, pantai dimana aku bertemu dengan nya, yang sekarang menyakiti hati ku. Aku tidak bisa percaya aku kembali kesini dengan rasa galau, bukanya malah senang.

Ibu ku berhenti di halaman rumah kami yang dulu. Jack keluar dengan kamera yang ia gantungkan di leher sambil berkata, “ada tidak apa kita parkir di sini, Ms. Furham?”

“ini kan, rumah kami,” Ibu ku mengedipkan sebelah matanya pada Jack dan lalu membuka kunci pintu utama rumah penuh sejarah itu.

Jack mundur beberapa langkah dan mulai memotret dari bagai sisi. Lalu dia memanggil ku, “Ernest!”

“ya?”

“bisakah kau kesini? Kau menghalangi.”

“oh? Maaf,” Aku berlari kecil dan berdiri di belakang nya. Lalu hanya menontoni nya memotret rumah ku, sambil terus berkata, “aku tidak percaya,”

Aku cuma memandangi kuku ku sambil terus berusaha tidak memikirkan Cameron hanya karena datang kesini.

Jack, meubruk tubuh ku karena tidak lihat-lihat, aku tersentak.

“duh,”

“oh!”

Jack menghadap kearah ku, “maaf, aku tidak tau kau disitu,”

“tidak apa,”

“maaf” ulang nya. Lalu mengecek hasil fotonya. Aku sedikit menjulurkan leher ku untuk mencuri hasil pekerjaan nya, lalu aku terpergok, Jack menoleh sambil bilang, “Kau mau lihat?” Aku memandangnya dan mengangguk, “tentu,”

Jack mengarahkan kameranya diantara kami dan melangkah sedikit lebih dekat pada ku, karena tinggi nya sama dengan tinggi ku, aku jadi lebih mudah melihat nya.

“wow, kau keren. Bagaimana bisa terlihat sangat bagus seperti ini?” puji ku.

“kau mau coba?”

“boleh?”

“kenapa tidak?” Dia melepas kalungan kameranya lalu mengalungi tali itu ke dalam kepala ku sehingga kamera itu menggantung pada leher ku.

Aku mengangkat kamera itu dan mengintip sambil menyipitkan mata, dan mengfokuskan zoom nya.

Lalu aku merasakan hawa Jack disekitar punggung ku, dan tangan nya diatas tangan ku, Aku tersentak menjauh, “yang benar saja, Jack? Aku bisa sendiri,” kata ku tersipu sambil berharap wajah ku tidak memerah. Sial, dia melakukan nya dengan baik. Wajah ku memerah, karena terasa hangat.

“saljunya,” katanya. Aku menoleh keatas, salju mulai turun lagi. “wajah mu memerah,”

“wajah mu juga,” balas ku tersenyum. Lalu melihat ke atas lagi.

“Moment itu, ketika kau terbangun di pagi hari lalu melihat keluar jendela dan salju berjatuhan dengan sangat cantik diluar sana,” Mata Jack yang memandang ke atas, lalu memandang ku. “Jadi lah seperti mereka, indah dan dingin,”

Opposites 2 [c.d]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang