People will forget what you did, but people will never forget how you made them feel --Maya Angelou
❌
Cameron’s POV“Ernest?”
“Cameron..”
“Hei cuma mau bilang aku juga disini,” kata Nash. “Wah! Ternyata itu benar kau yang ada di mall waktu itu, Kau sangat berubah ya,”
Tidak seperti Nash yang langsung mengomentari Ernest, aku justru membisu ketika melihat nya. Rasa kangen itu, segala nya, langsung menghantam.
Aku bisa merasakan kupu-kupu di perut ku kemudian. Dan jantung ku berdetak hebat. Selain karena dia lebih terlihat segar sekarang, karena aku juga tidak menyangka bisa bertemu dengan nya.
“Oh, dude Aku minta maaf, biar ku ganti donat-donat mu,” Kata Nash. Dan aku masih memandangi Ernest tidak percaya, dan senyuman terlukis di bibir ku. Ernest hanya menunduk ketika Nash bilang begitu.
“Ah, tidak apa. Aku akan beli lagi,” Sahut cowok di samping Ernest, aku sedikit meliriknya dan berharap dia bukan pacar nya.
“Tidak-tidak, aku akan mengganti nya, oh, Joe’s Donuts, kesukaan ku, ayo biarkan aku ganti,” Nash merangkul pundak cowo pirang kecil itu dan mengajak nya pergi, “Cam tunggu disana jangan kemana-mana, Ernest tolong jaga dia, dia mabuk!”
Ernest mengangkat kepala nya, lalu menatap kedalam bar, lalu melihat ku. Aku menyengir. “Kau mabuk-mabukan?!” dia sedikit berteriak, “Lucu sekali.”
“Aku tidak percaya kita bertemu disini,” kata ku menyengir. “Aku sangat senang. Aku sangat merindukan mu”
“Kau mabuk,”
“Kenapa kau tidak menelfon ku?” aku bertanya dengan wajah sedih.
“Maaf Cameron, aku kehilangan nomor mu tapi, kau mengganti nomor mu. Itu tidak adil!” hardik nya.
“Ah ya.. Aku bisa jelaskan itu,” Kata ku sambil mengacak-acak rambut. “Kau terlihat beda.”
Ernest cuma diam tidak memandang ku. “Siapa cowok itu?” tanya ku.
Dia tidak menjawab. Aku mengulurkan tangan ku ke dagu nya dan mengangkat nya agar dia melihat mata ku, lalu aku bertanya lagi. “Siapa cowok tadi?”
“Dia..” Ernest mengalihkan mata nya, “Teman ku.”
“Baguslah,” sahut ku sambil menurunkan tangan ku. “Kau berteman sekarang. Dengan laki-laki,”
Aku menyentuh pipinya, dan dia menepis lembut tangan ku “Kau benar-benar mabuk,”
“Sedikit,” kata ku tertawa. “Dimana kau pergi sekolah?”
“Highland High,” balasnya, mata ku melebar.
“Wah, tim sepak bola putri dari sekolah mu merebut piala besar dari kampus ku tadi siang. Kenapa kau tidak datang?” kata ku.
“Oh tentu, Ya Tuhan, aku baru ingat.” seru nya, “Um maaf, lagian aku tidak ada urusan. Aku tidak punya bakat,”
Aku tersenyum, Lalu aku mendengar suara langkah kaki yang berlari terburu-buru. Itu pasti Nash. “Dimana rumah mu? Aku akan antar pulang.”
“Aku tidak diantar pulang cowok mabuk,” dia tersenyum. Lalu Nash datang dengan cowok pirang itu.
“Ernest, apa kabar? Wah kebetulan sekali. Tapi maaf, aku harus mengantar Cameron kembali ke asrama dan memarahi nya habis-habisan, sampai nanti.”
“Tunggu dulu,” Aku menahan tarikan lengan Nash. Lalu mengeluarkan iPhone dari saku dan menyodorkan pada Ernest. “Boleh aku minta nomor mu, Er?”
“Oh ya--”
“Untuk apa?” sela cowok pirang itu. Aku meliriknya tajam.
“Jack, dia teman lama ku,” Ernest berbisik padanya. Lalu mengambil iPhone ku, sesaat dia mengembalikan nya, “Ini,”
Aku tersenyum, “Aku akan telfon kau nanti malam.”
“Apa?” Sela cowok itu lagi, “Tapi kan--,”
“Mau ku antar pulang?” tawar ku tersenyum pada Ernest.
“Kau mabuk, Cameron. Ayo kembali ke asrama,” Sela Nash. “Bye Ernest!”
“bye,” Ernest tersenyum kecil pada Nash, lalu aku. Lalu dia berjalan bersama cowok itu di pinggiran jalan, dan menyebrangi zebra cross dan berjalan menuju Pet Shop. Aku masih memandanginya dari kejauhan sambil terus tersenyum senang.
Sampai cowok pirang itu merangkul Ernest, dan mencium dahi nya. Senyum ku memudar.[ ]
❌❌
Thanks a lot yang udah baca dan vomments!Jangan lupa baca First Couple nya Kyungsuve biar tambah seru dan ngerti hehehe karena cerita nya nyambung.
Hope u like it, sorry for all imperfection. Have a nice day!
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 2 [c.d]
FanfictionErnest seharusnya berhutang budi pada Cameron, cowok yang menyelamatkan nya dipantai dan mati-matian melindungi nya. Bukan nya malah pergi dengan senyuman lebar dan meninggalkan Cameron dengan ancaman bahaya teror telfon yang mengubah diri nya sendi...