29 - She was a Lover

3.1K 351 22
                                    

A/N Maaf tadi ada part yang kepotong haduu, coba di refresh ya untuk baca selanjutnyaa

Kita tidak memandang segala sesuatu secara apa adanya tetapi sesuai dengan keinginan kita. ---Anaïs Nin

Ernest's POV

Kini sudah seminggu dari hari kejadian itu, dan hari ini untuk ke-empat kali nya aku menjenguk Cameron yang masih belum siuman. Dia kritis. Dia sekarat.

Bunga anggrek yang ku letakan di dalam vas putih saat pertama kali menjenguk kini terlihat tidak segar. Tapi aku tidak bawa bunga untuk menggantikan anggrek malang itu.

Jantung nya masih stabil. Pertama kali aku menjenguk, ia masih di uap dan kini ia tidak membutuhkan nya lagi. Itu membuat ku sedikit lega. Setidaknya walau sekarat, kondisinya membaik. Aku percaya ia pasti siuman suatu hari.

Aku sudah sangat merindukan nya. Aku tidak punya siapapun untuk bicara. Ayah ku jadi aneh, dia mengurung diri di kamar. Padahal nenek ku dirumah sudah masak makanan favoritnya setiap hari. Mereka memisahkan Wanda dengan ayah ku berdasarkan desakan beliau, ia masih merasa di bohongi. Tapi hari ini ia mau menemani ku ke rumah sakit.

Jack mengajak ku bertemu beebrapa jam lagi tapi aku tidak ingin bertemu siapapun selain Cameron, dan teman seperjuangan yang lain. Jack tidak membantu kami sama sekali, atau mungkin ya tapi usaha nya tidak begitu bagus. Lagian aku sudah muak dengan hubungan palsu kami.

"Hei..," bisik ku lembut sambil menatap wajah tenang Cameron, "Aku disini. Kalau kau dengar aku, cobalah gerakan jari mu."

Aku menatap jari nya. Tidak bergerak sama sekali.

"Jari mana pun, kaki, tangan." kata ku lagi, penuh harap.

Tidak ada yang berubah, ia tetap diam bagaikan patung lilin. Aku menghela nafas lembut menyerah. Lalu meraba perban putih yang mengelilingi kepala nya. Saat jatuh kemarin, beruntung Nash menangkap nya, sayang nya kepala nya terbentur runtuhan batu. Aku tidak ingat apa-apa saat itu, aku begitu kaget.

Aku membuka bungkus hotdog dan memakan nya. Lalu mengambil satu hotdog lagi, dan ku letakan di meja, "Aku bawakan hotdog untuk mu. Kalau kau siuman hari ini dan lapar, kau bisa makan itu."

Lalu aku melirik tong sampah yang berada di ujung ruangan, aku meletakan hotdog ku dan meremas bungkus kosong nya. Meraih tongkat dan berjalan terseok-seok kesana lalu melemparkan sampah itu.

Sebelum pergi, aku menatapi tong sampah itu. Isinya dipenuhi hotdog-hotdog yang ku bawakan setiap hari. Masih terbungkus, tidak tersentuh. Suster pasti membuangnya.

Xx

Ketika jam besuk ku habis, aku melangkah di temani ayah ku untuk pulang, namun suara yang tidak asing memanggil dari belakang ketika ayah ku membuka pintu mobil. Aku menoleh, Nash berjalan cepat dengan wajah menahan sakit.

"Aku tau kau disini," dia bilang.

"Dan sedang apa kau disini, sendirian?" tanya ku.

"Kau akan bertemu Jack kan? Boleh aku menumpang bersama mu? Karena naik kendaraan umum jauh lebih merepotkan ketika tubuh sedang tidak fit."

"Jack juga ingin bertemu dengan mu?" aku mengerutkan dahi.

Ia mengangguk, "Yup, nampaknya kau tidak diberi tau aku akan ikut."

Jadi kami pergi bertemu Jack di temani ayah ku. Ayah ku tidak turun dari mobil, ia memlih sendirian dengan alunan musik di dalam mobil. Ia menjadi tidak riang seperti biasa.

Kami berada di sebuah restoran standar amerika yang menyediakan burger dan soda. Aku tidak akan memesan karena sudah makan hotdog.

Jack sudah ada didalam, disana ada Matt dan Erena pula. Kalau begitu, Jack akan mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan Isha.

Jack mengoper senyuman kecil saat kami tiba dan duduk bersama yang lain. “Sudah lengkap, Jack.” sahut Erena.

“Kau tidak memesan sesuatu terlebih dahulu agar tidak menggangu pembicaraan kita nanti?” tawar jack, aku menggeleng.

“Aku juga tidak.” balas Nash. Matt menyedot soda nya dan Erena melahap kentang goreng nya.

“Tentang Isha,” Jack memulai, “Aku sangat meminta maaf atas ulah kakak ku. Aku tidak pernah tau dia separah ini, aku mengenal nya sebagai gadis periang dan sangat emosional terkadang.”

Erena mengangguk, “Bagaimana kabarnya sekarang?”

Jack terdiam beberapa saat, pasti sulit baginya untuk menerangkan. “Terpuruk, rehab setiap hari, kadang menjawab pertanyaan.”

“Yah, kita kadang memang tidak menyadari hal besar seperti itu, Jack.” kata ku berusaha menghibur.

Jack mengangkat matanya kearah mata ku, aku penasaran apa kata-kata ku salah?

“Yah,” katanya, “Memang benar. Begitu pula dengan kalian.”

“Apa maksud mu?” tanya Nash.

“Dia berbeda,” Jack melanjutkan, “Dia tidak seperti kita semua.”

Perasaan ku memburuk, maksud Jack kami juga tidak menyadari hal besar dari Isha. Aku jadi takut salah menilai lagi, dan lagi.

“Oh...?” gumam Nash.

“Dia punya banyak teman perempuan di SMP, termaksud kau, ya kan, Erena?” kata Jack. Erena berhenti mengunyah dan meletakan kentang nya, ia mengangguk pelan, “Ya. Rupanya dia sangat suka berada di sekeliling perempuan.”

Matt dan Nash saling memandang, sedangkan aku dan Erena membeku, lalu Jack meneruskan, “Dia berbeda. Dia adalah perempuan, yang menyukai perempuan.”

Erena tersedak, Matt mengusap wajah nya dan menyender sambil berbisik “Ya tuhan...”. Nash menganga sedangkan aku masih membeku tegang. Ia menyukai sesama perempuan?

“Kalau begitu bagaimana bisa ia terobsesi dengan Cameron?” seru Nash yang membuat beberapa orang menoleh kearah kami.

“Dia menyukai seorang gadis tapi dia sangat malu akan kondisi nya saat itu, Nash. Maka dari itu ia berusaha untuk sembuh dengan memaksakan diri untuk menyukai Cameron, yang menurutnya sangat baik terhadap para perempuan.” terang Jack, “Bagaimana aku bisa tau? Tentu saja aku ini kan saudara nya. Tapi aku tidak tau siapa gadis yang ia sukai itu.”

“Ini semua gila..” aku berbisik. Aku baru ingat bahwa aku pernah satu sekolah dengan nya, lalu di SMA kami sangat-sangat dekat. Aku mulai merinding, lalu Isha cemburu pada ku karena Cameron sangat memperhatikan ku. Aku mulai merinding.

Tapi, aku bukan satu-satunya yang terlihat sangat ketakutan dan merinding, Erena Hood duduk membeku dengan tatapan kosong.

“Hei,” bisik Matt pada Erena, “Ada apa?”[ ]

❌❌❌
Ini lagi uas tapi gaada semangat nya sama sekali. Any advice?

TINGGAL SATU CHAPTER LAGI SELESAI, TAPI GATAU KIRAKIRA KAPAN DI UPDATE HELP

Comment / vote kalau setuju cerita chapter selanjutnya di update sebelum tahun baru

I luh u guys.

makasih banyak untuk yang sudah sampai sini, gue doain semoga sunshine nya notice. Amin !

Opposites 2 [c.d]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang