Chapter ini berisikan tulisan-tulisan Cameron yang Isha robek dari bukunya.
--------------------------------------------------------
15 Februari.
aku ingin sekali mengatakan ini pada mu tapi aku terlalu malu bila menatap mu.
Aku mau tau, kenapa kamu tidak menelfon ku?
Apakah kamu kehilangan nomor ku,
Kehilangan aku dalam pikiran mu,
Kehilangan waktu untuk bicara sebentar lewat telfon,
Atau kehilangan kesempatan?
Tentang option yang terakhir,
Kenapa?
Kamu sudah punya kekasih, sehingga malu untuk bicara pada teman cowok yang lain seperti aku?
Atau kamu berfikir aku akan menganggap mu aneh kalau kamu menelfon ku?
Kalau begitu, aku akan tersenyum.
Hei, kita kan pernah berjuang bersama.
Mana mungkin kamu ku anggap aneh.
Sekali nya kamu bertingkah aneh pun itu tidak apa.
Saat taksi mu pergi menjauh, rasa nya aku jadi benci melihat taksi. Kau tau? Aku benci melihat mu pergi. Dan selalu berharap kau mungkin kembali. Karena aku tidak tau, maka aku tidak bisa mengerti hal itu.
Aku khawatir pada gadis yang ku lihat di pantai.
Aku sangat khawatir.
Sabtu, 03 Mei.
Kemarin Nash memarahi ku.
Karena malam itu aku mabuk dan tidak bisa mengingat dan membedakan mana yang nyata atau mana yang mimpi. Kami jarang bertengkar seperti itu, selama aku mengenal Nash, aku tidak pernah sebenci kemarin terhadap nya.
Dia bilang, aku mengambil keputusan yang tidak bijaksana, dan kekanak-kanakan. Awalnya aku marah sekali, tapi kemudian aku sadar bahwa dia benar. Aku terlalu lemah.
Tidak seperti Ernest.
Hidupnya dipenuhi ketidak-pastian, caci maki, dan penyiksaan. Ketidak nyamanan itu, ia dapatkan sejak ia lahir, hari demi hari, tahun demi tahun, semakin berat kehidupan nya. Tapi dia bertahan, hari demi hari, tahun demi tahun. Seolah itu memang kehidupan normal nya.
Aku pernah ingat, sekali aku menyepelekan Ernest.
Waktu itu kami dirumah sakit untuk menjenguk teman ku, Mahogany.
Waktu itu, Ernest makin menjadi gila, dan memberontak.
Awal nya aku kesal, karena dia tidak sabar.
Karena dia tidak bisa mengendalikan emosi nya.
Dia tidak bisa santai sedikit, menarik nafas, dan berfikir.
Karena kupikir, dia terlalu kekanak-kanakan.
Tapi, baru kusadari.
Ernest tidak pernah pergi ke klub malam untuk meminum alkohol dan mengisap rokok.
Padahal kan, dia tidak punya siapapun yang akan melarang nya. Jadi sebenarnya, kalau dia ingin melakukan nya, dia bisa saja melakukan itu sebebas mungkin.
Tapi dia memilih untuk bertahan dan tidak melakukan nya, selama bertahun-tahun.
Ternyata aku sangat payah.
Dalam beberapa bulan saja, aku sudah kehilangan kendali. Aku minum, dan mulai merokok.
Padahal, aku punya ibu dan kakak yang mengkhawatirkan ku dirumah.
Dan Ernest jauh lebih kuat dari ku.
Makanya, aku sangat menyukai nya.
Ini memalukan, lembar yang ini seharusnya tidak boleh dibaca oleh nya. Tapi aku amat suka menulis kata-kata ini, Aku menyukai nya.
***
<FINAL A/N II>
ola! oke jadi ini satu chapter bonus yang udah gue janjiin yang berarti ini adalah chapter terakhir dari sequel ke dua. Daaan selamat yang sekarang lagi baca ini karena kalian baru aja nyelesain buku ke dua yang berarti gue harus bilang terimakasih banyaaak nyak nyak buat yang udah sampai sini. Kritik/saran? boleh banget di tuangin di komen sebisa mungkin gue bales dan terima masukan-masukan kalian tercinta, omawgah, i luh u guyz. AND SOMEONE JUST ASKED ME FOR THE THIRD BOOK, WHOA, I NEVER THOUGHT SOMEONE WOULD ASKED THAT KIND OF THING, HEI, I LOVE U BUT IDK IF U READY FOR IT BECAUSE IM.....PRETTY READY, I THINK THAT'S OK. But i'm not really sure if everyone would feel the same way, u got it? no? hm, ok. Tapi, kalau emang gue bakal melakukan hal itu, berarti akan amat-amat berbeda dari yang pertama dan kedua. Oke kita bahas itu nanti aja ;)
oke comment menurut kalian nanti mereka bakal gimana kedepan? siapapun yang muncul di comment bakal gue cek salah satu story nya dan gue votes dan mungkin comment hehe soalnya gue ga jago ngomenin macem-macem duh, atau kalau kalian ga bikin cerita mungkin dedikasi atau follow? Just let's be friends!
kay, not gonna lie, i do really love all of you. Have a nice fridayyy<3
-asla/thgfaboo
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 2 [c.d]
FanfictionErnest seharusnya berhutang budi pada Cameron, cowok yang menyelamatkan nya dipantai dan mati-matian melindungi nya. Bukan nya malah pergi dengan senyuman lebar dan meninggalkan Cameron dengan ancaman bahaya teror telfon yang mengubah diri nya sendi...