Doa yang terjawab mendatangkan lebih banyak air mata daripada doa yang tidak terjawab. ---Teresa de Cepeda y Ahumada
❌❌
Ernest's POV
Apartemen yang di beli keluarga Dallas sehari sebelum Cameron terjatuh masih kosong. Tentu saja mereka tidak memprioritaskan pemburuan prabotan baru ketika anak dan adik lelakinya sekarat di rumah sakit.
Selain itu Isha belum lagi masuk sekolah. Wanda di tempatkan di tempat lain; sebuah rumah kecil tapi dengan status pidana. Dia tidak boleh bertemu siapapun. Dia adalah wanita yang baik, niatan nya untuk merawat ku harus tertunda karena ia sangat takut pada Will.
Selama ini, kami tinggal bersama mayat ibu ku yang sebenarnya di bawah tanah. Dan Brandon, kakak laki-laki yang juga punya niat untuk melindungi ku secara tidak langsung.
Aku tau dimana Asher berada, dia bersama kakek ku. Dia tidak mati, Wanda berbohong. Kini Asher tinggal bersama ku. Dia sudah lebih besar.
Aku mengehentikan lamunan ku ketika Jack datang dan duduk di samping ku, di halaman sekolah. Ia meletakan tasnya di atas meja. Rasa kesal masih menggenang di hati ku ketika mengetahui Jack datang. Siapa yang tidak benci di bohongi ketika kau percaya bahwa itu nyata? Aku tau bukan salah Jack, tapi aku tetap tidak bisa membohongi diri sendiri kalau aku masih marah dengan nya.
Aku mengunyah biskuit coklat agar aku terlihat baik-bak saja.
"Bagaimana Cameron?" dia bertanya.
Aku menahan jawaban ku di tenggorokan, membiarkan kesunyian melanda sesaat sampai akhirnya aku buka mulut, "Masih belum bangun."
Kami sama-sama diam. Aku menatap semut-semut yang berbaris sambil membawa benda kecil diatas tubuh mereka; makanan.
"Bagaimana Isha?" Aku bertanya.
Perlu jeda beberapa saat sampai Jack menjawab, "Sangat tertutup."
Lalu aku melihat seekor semut yang di tinggalkan kawanan nya di belakang. Semut hitam ini tidak memiliki makanan di atas tubuhnya, kemudian aku meremas biskuit coklat ku dan menaburkan serpihan kecil di depan semut yang sendirian itu.
"Maaf," kata Jack, "Aku tidak punya pilihan selain menuruti apa yang dia perintahkan. Kau gadis yang baik, sepantas nya kau tidak berakhir begini."
Aku tersenyum pendek ketika semut itu mulai memungut serpihan biskuit coklat ku, semut itu terlihat senang. Kurasa aku baru saja membuat hari nya lebih mudah.
"Kau seharus nya bisa menolak, Jack," kata ku, "Eh, maksud ku mencegah."
"Ingat saat aku bawakan novel untuk mu? Itu adalah saat terbaik untuk mengakui apa yang ia lakukan. Tapi percaya atau tidak, ia membuntuti ku." Jelas Jack, aku menoleh tidak percaya tapi mata Jack mengatakan kalau ia jujur.
"Dia mengikuti mu kemana saja atau hanya saat kau bersama ku?" aku bertanya.
"Saat bersama mu," balasnya, "Kecuali waktu kita di Central Park."
"Tentu saja, dia sedang pergi ke Alcippe untuk bertemu Cameron." aku bilang.
"Dan Erena," tambah Jack, "Gadis malang yang lain nya. Aku takut Erena jadi trauma dengan perempuan."
"Apa maksudmu?" aku mengerutkan dahi, kemudian Jack melepas kacamatanya dan meletakan benda itu diatas tas nya.
"Ibu ku menemukan sesuatu yang sangat... tidak wajar. Buku harian."
"Kapan buku harian jadi tidak wajar?" aku mengerutkan dahi.
"Erena Hood adalah gadis yang Isha taksir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 2 [c.d]
FanfictionErnest seharusnya berhutang budi pada Cameron, cowok yang menyelamatkan nya dipantai dan mati-matian melindungi nya. Bukan nya malah pergi dengan senyuman lebar dan meninggalkan Cameron dengan ancaman bahaya teror telfon yang mengubah diri nya sendi...