Kini ku bisa melihat segalanya hancur berantakan di depan mata ku -- Ian Curtis
❌❌
Cameron's POV
"Tapi paling sering Chipmunk."
Cutris dan Kian saling memandang lagi.
Aku tau sesuatu dari apa yang ku ucapkan pasti menjadi petunjuk berharga yang kini mereka sadari tapi tidak bagi ku. Lalu Cutris mencatatat di selembar kertas setelah mengambil ballpoint dari saku jas nya.
"Kau ingat nomor penelpon itu?" tanya Cutris lagi.
"Aku tau ini gila, aku tidak yakin kau akan per--"
"Kami percaya," potong Cutris menatap ku. Aku terdiam sejenak, lalu berkata,
"7512,"
"ada lagi?"
"Dulu mereka menggunakan kode-kode seperti hashtag atau tanda bintang. Tapi sekarang selalu 7512."
Ernest's POV
Aku duduk bersender lesu dengan air mata yang mengering di kedua pipi ku. Hari ini aku sendirian dirumah, aku malu untuk pergi ke sekolah. Aku juga mengabaikan pesan dan panggilan masuk dari semua orang, semua tetangga. Sesekali mereka mendatangi ku, tapi aku tidak membiarkan mereka masuk, karena aku terlalu lelah dan malu.
Semua stasiun televisi menyiarkan berita lagi-lagi tentang keluarga ku. Aku tidak tau kenapa ini bisa terjadi tanpa di sadari semua orang, kini semua nya masuk akal.
Aku terdiam malas ketika seseorang mengetuk pintu rumah. "Ernest?" mendengar suara nya, aku menghela nafas dan menunduk sejenak, lalu berdiri untuk membukakan nya pintu. Ketika melihat wajah nya di hadapan ku, entah kenapa aku tidak kaget sedikit pun. Aneh.
"Maaf kalau aku bau, aku tidak mandi pagi dan maaf tidak ada makanan di dalam," kata ku pada nya, "Kau masih mau masuk?"
"Tentu, aku kesini untuk itu." balasnya tersenyum. "Aku tidak keberatan kok, bagaimana dengan mu?"
"Kurasa aku butuh teman, ayo." aku membuka pintu lebar-lebar dan membiarkan dia masuk.
"Mereka membiarkan mu kesini begitu saja?" aku bertanya sambil duduk agak jauh dari nya, karena takut bau badan ku mengganggu nya.
"Keren, kan? Kalau tidak, aku tidak mungkin disini." balasnya, "Jadi, bagaimana hari mu?"
Aku terdiam menatap kearah lain, lalu aku berkata, "Kau pasti tau hari ku, kan?" Sambil sedikit tertawa pendek.
"Aku tidak suka membaca koran," balas nya, "Mau kah kau ceritakan apa yang terjadi pada ku?"
Aku menatap mata nya, cukup terkesan dia sangat to the point dan tidak basa-basi.
"Ada yang aneh dengan ibu ku." kata ku, "Stecy bilang ibu ku pergi saat aku berumur 2 tahun untuk bekerja dan tidak pernah kembali. Aku sering bertanya pada Stecy, apa yang ibu lakukan tapi Stecy juga tidak tau apa-apa."
Aku terdiam kemudian bukan karena mengingat sesuatu yang menyedihkan atau sesuatu yang seharusnya tidak ku katakan, tapi ada banyak sekali sesuatu yang ku lupakan dari masa lalu.
"Kau baik-baik saja?" dia bertanya.
"Ya, um," Aku tersenyum, "Aku tidak ingat beberapa hal.."
"Tidak apa," Balas nya, "Katakan saja yang kau ingat."
"Lalu ibu ku kembali setelah melahirkan adik laki-laki ku, Ahser." lanjut ku.
"Kau punya adik? Dimana dia sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 2 [c.d]
FanfictionErnest seharusnya berhutang budi pada Cameron, cowok yang menyelamatkan nya dipantai dan mati-matian melindungi nya. Bukan nya malah pergi dengan senyuman lebar dan meninggalkan Cameron dengan ancaman bahaya teror telfon yang mengubah diri nya sendi...