I wanna be drunk when I wake up on the right side of the wrong bed --Ed Sheeran.
❌
Cameron's POV
Aku terbangun dengan 18 panggilan tidak terjawab, dari penelfon gelap. Karena pasrah seakan ya, ini memang seharusnya terjadi dan aku harus terbiasa, jadi aku tidak marah seperti biasa nya. Bahkan, dengan bodoh nya aku menelfon balik nomor itu tapi yang kudapat nomor itu tidak terdaftar jadi aku hanya menunggu telfon lain nya masuk dan bam! Dia menelfon ku, "Kali ini apa?" kata ku dengan suara serak baru bangun tidur.
"Aku tidak sudi kau mengantar nya pulang kerumah."
"Hah?"
"Itu permintaan ku, turuti atau celaka."
Dan telfon itu terputus.
Mike. Memang nya kau siapa?
Apa yang membuat mu begitu mengurusi Ernest?
Ketika melamuni itu, Nash keluar dari kamar mandi dengan handuk putih menutupi bagian bawah tubuh nya dengan rambut yang basah. Aku masih terdiam sambil menatap kosong ke dinding saat Nash berkata, "Malam ini dia datang, sangat kebetulan sekali dia sedang mampir ke New York."
Aku menoleh pada Nash yang sekarang mengusap kasar rambut nya dengan handuk kecil, "Siapa?" tanya ku.
Nash berbalik badan, "Mahogany, siapa lagi?"
"Memang nya sedang apa dia disini?"
"Dia bilang dia akan memainkan musik nya di beberapa tempat selama 2 hari, mulai dari hari ini."
"Kita akan mengajak Ernest ke bar?"
"Mau bagaimana lagi?"
"Bagaimana kalau kita ambil kelas pagi dan siang berturut-turut, lalu janjian dengan mereka pada sore hari?" usul ku. Yang benar saja mengajak Ernest ke bar?
Lalu Nash setuju dengan menganggukan kepala nya, "Hubungi Ernest,"
Ernest's POV
Saat kami benar-benar berada di luar kelas, aku berdiri bersandar di depan kelas bersama Isha, lalu aku memberanikan diri untuk menelfon Cameron, karena tadi pagi sekali ketika aku masih mandi dia menelfon ku.
Setidaknya, sebelum Jack datang. Aku yakin aku gugup, karena tangan ku mulai berkeringat, membuat aku harus menggenggam erat iPhone ku agar tidak jatuh karena licin, dan ini menjijikan.
Aku menempelkan nya di kuping ku, tapi Isha mengagetkan ku dengan berseru, "Oh! Bukankah itu Erena Hood?" Refleks aku menurunkan iPhone ku dan memutus panggilan nya, Mata ku menuju perempuan yang mengobrol asik dengan seorang perempuan pirang didepan loker. "Shh! Isha, kalau dia melihat ku aku bisa malu," balas ku berbisik.
"Sebelum dia melihat mu, seharusnya, kalau kau memang gadis baik kau harus menghampiri nya," balas Isha. Aku mengangkat alis, dan menatapnya,
"Untuk apa?"
"Tentu saja minta maaf padanya, walaupun memang itu disengaja, setidaknya buatlah seolah kau memang punya urusan lain, bukan menghindarinya. Kau ini mau di cap sombong?"
Aku menelan ludah karena Isha ada benar nya juga. Selama ini aku hanya menghindar setelah menghindari sesuatu, mungkin itu yang membuat Isha adalah satu-satu nya yang aku ajak bicara di sekolah, karena Jack dan para guru lebih kepada 'mengajak' ku bicara.
"Ayo pergi dari sini," aku menarik tangan Isha, tapi dia menahan nya.
"Dia sudah melihat mu, red head." balas Isha, dan dia menarik tangan ku berjalan menuju Erena, saat itu jantung ku berdetak cepat karena gugup. "Ayo, aku temani."
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 2 [c.d]
FanfictionErnest seharusnya berhutang budi pada Cameron, cowok yang menyelamatkan nya dipantai dan mati-matian melindungi nya. Bukan nya malah pergi dengan senyuman lebar dan meninggalkan Cameron dengan ancaman bahaya teror telfon yang mengubah diri nya sendi...