"Gravitasi tidak bisa dianggap bertanggung jawab untuk orang-orang yang jatuh cinta"---Albert Einstein.
❌
Ernest's POV
Harum sekolah menjadi sengit karena parfum, coklat, dan mawar di seluruh area sekolah. Hari ini penduduk Highland High seakan menjadi lautan merah jambu. Tentu, hari Valentine.
Aku berhenti di depan loker ku, membuka nya untuk mengambil beberapa buku pelajaran. Bukan coklat.
"Hai!"
Aku tersentak kaget saat seorang perempuan berambut coklat itu menghadirkan wajah nya ketika aku menutup loker, Aku pasti terlihat aneh saat kaget.
"oh, k-kau," kata ku pelan sambil berusaha meningat namanya, Erena.
"akan kah kau menulis artikel untuk tim ku lagi ketika bertanding besok?"
"Um, tidak sepertinya, Mr. Damen bilang harus ku lakukan setelah kemenangan mu,"
"Tenang, aku sudah bicara padanya." balas Erena tersenyum, "Kalau tidak percaya, tanya saja."
Aku melemparkan tatapan "apa?"
"Kalau kau ikut besok, aku percaya kau akan menulis artikel itu dengan baik. Jadi, kalau kami kalah, setidak nya kau tau apa penyebab kekalahan kami dan orang-orang tidak salah sangka, dan tidak kecewa, itu akan sangat berharga bagi tim kami,"
"Um, okelah. Memang dimana acara itu?"
"Alcippe University, tidak begitu jauh dari sini,"
Aku menyipitkan mata sambil berjalan bersama nya, "Al-- apa?"
"Alcippe University, apa terdengar familiar?"
Aku mengangguk pelan, "yah... memang tidak asing di telinga ku," dan tertawa kecil.
"Boleh minta nomor mu?" katanya.
Langkah ku terhenti, lalu mengecek iPhone ku dan mengangguk, "tentu," dan aku menyebutkan nomor ku ketika Erena siap dengan iPhone nya.
"Oke, thanks!" Seru nya tersenyum.
"Hai Ernest!"
Aku menoleh ke kanan, Isha menyengir disebelah ku dengan harum mawar disekujur tubuhnya, bau nya sangat menyengat.
"Aku duluan, bye," Kata Erena cepat ketika Isha datang seperti reflek yang tidak sengaja dan dia langsung pergi ke arah yang berlawanan dengan kami, ada apa dengan dia?
"Siapa tadi?" tanya Isha.
"Erena Hood, kapten sepak bola putri. Dia cukup populer karena kehebatan nya kok, masa kau tidak kenal?"
"Aku tau dia, red head. Hanya tidak tau namanya,"
"Aku bukan red head," kata ku tertawa sambil masuk kedalam kelas.
Cameron's POV
Aku mengintip dibalik tirai biru jendela kampus tempat kemarin aku melihat si teropong di trotoar. Mata ku mencari-cari dengan teliti, waktu itu dia berdiri disana tapi hari ini tidak ada.
Lalu aku menelfon ibu ku sambil bersender pada dinding. Untuk memastikan semua nya baik-baik saja dirumah.
“Hai bu, bagaimana kabar mu?”
“Aku masih sedikit kaget tentang kemarin tapi sejauh ini kami baik-baik saja,”
“Apa yang polisi katakan pada mu?”
“Mereka bilang,” Ibu ku membuang nafas, “Perampokan. Aku bilang tidak, karena tidak satupun barang yang ia curi. Aku sudah mempekerjakan keamanan, Paul. Dia mulai bekerja hari ini,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposites 2 [c.d]
FanfictionErnest seharusnya berhutang budi pada Cameron, cowok yang menyelamatkan nya dipantai dan mati-matian melindungi nya. Bukan nya malah pergi dengan senyuman lebar dan meninggalkan Cameron dengan ancaman bahaya teror telfon yang mengubah diri nya sendi...