Nostalgia

80 7 0
                                    

Malam sudah berakhir, ia datang menjemput pagi. Kali ini aku bersandar pada aroma Ilalang dan embun yang semerbak di kala fajar. Karena dia tak lagi ada. Karena bahunya tak lagi dapat menjadi tempatku bertopang. Setiap langkahku sampai pada ujung cakrawala mataku menjadi bias. Rasanya aku masih bersamamu. Tawamu jelas terdengar di gendang telingaku, senyummu tak pudar. Di ujung teralis itu, kau duduk seperti biasa mengumbar canda dan kegembiraan. Aku kerap mendongak dan menatap layaknya orang gila, aku merasa kau hadir. Ini bohong! Aku tahu indra di tubuhku salah! Aku tahu dia mengingkari fakta dan logika. Tapi aku tetap menarik sudut bibirku. Kurasakan lega dan bahagia. Dan seandainya tanganku masih dapat meraihmu.. aku tak akan memiliki penyesalan apapun.. tak lagi pada mu..

By: Evangeline
Salatiga, 12 juni 2018

Kau PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang