Julia, Bulan ke-7ku.

56 9 4
                                    

Wajahmu masih tengadah ke langit
Mencari jejak rembulan, mungkin; pikirku
Menit berlalu masih kutemani kau dalam bisu
Namun hening yang mencekik kian memaksaku menjerit
Lihat aku Juli, lihat aku yang ada didepanmu.
Lihat aku, dan kan kau temukan cinta.
Lupakan ia yang hanya kau temukan bayangnya
Di jejak rembulan malam.
Lihat aku Juli; ulangku pedih.
Selamat ulang tahun Za; Ucapmu tiba-tiba.
Kau menatapku yakin.
Tersenyum tipis menutupi kesedihan yang menumpuk di pelupuk
Kau memperlihatkan arloji, meyakinkanku bahwa waktu telah berganti
Juni telah berganti Juli.
Sungguh Julia, bukan raut seperti itu yang ingin kupandang
Tangismu yang jujur lebih baik daripada tawamu yang palsu
Tapi baiklah, akan selalu ku ikuti drama yang tlah kau jalani
Bertahun-tahun lalu itu.
Akan kuantarkan kau pada akhir cerita yang menyenangkan
Selamat ulang tahun juga Julia; balasku tertawa.
Sumbang, palsu, tak bernyawa.
Tapi kau tak sadar, bibirmu kian melengkung, lalu kau mendekat
Merengkuhku dalam pelukan hangat
Sungguh, inilah juli, bulan ketujuh yang selalu kutunggu.

By: Winda Khoirin N
Majalengka, 5 Juli 2018

Kau PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang