Mungkin memang benar, bahwa kita seperti objek dan bayangan.
Sama, tapi tak serupa.
Bahkan, kita melupakan satu hal.
Bayangan bukan hanya ada pada cermin, tapi juga di tanah.
Dan posisi matahari membuat posisi bayangan ikut berubah.
Kita selalu percaya bahwa kita saling memahami.
Kita selalu berpikir bahwa kita serupa.
Kita selalu yakin pada terkaan.
Seperti kau yang selalu menerka sikapku
Pun aku yang selalu menyelami pikiranmu.
Tapi kita tak sadar, bahwa itu jurang.
Kita membiarkan diri kita terperosok ke jurang keambiguan.
Kita hanya sama-sama menduga, tanpa pernah paham yang sebenarnya.
Kita jatuh, atau tidak..
Entahlah, bisa jadi hanya aku yang jatuh.
Karena terlambat menyadari.
Kau bukan kesejatian yang kucari.By: Winda Khoirin Nissa
Jumat, 29 Juni 2018
(ditulis di siang hari yang terik, sambil menguap karena mengantuk)