"Maaf, bukannya aku tidak mau cerita. Tetapi...." ucap Asher menggantung dan ini membuat amarah Kory semakin naik.
"Apa?!""Waktunya belum tepat, Kory."
"Kau!"
"Kory, sabar," pinta Ryan tetapi Kory malah menggeleng cepat. Ia tidak mau menuruti perintah sang Kakak.
"Kory....""Kau memintaku sabar sementara kau membiarkan dia tidak menjawab pertanyaan kita?!"
"Bukan begitu."
"Tidak."
"Huuh!"Ryan malah bersila tangan dan membuang muka, sebal. Percuma bicara dengan Kory. Mode keras kepalanya sedang menyala.
Tidak sabaran tidak akan menyelesaikan masalah, itu kata mutiara yang selalu Ryan pegang teguh.
"Maaf, kawan-kawan, aku pulang dulu. Aku mau menenangkan Layla. Sampai jumpa besok."
Tanpa menunggu balasan baik dari Ryan ataupun Kory, Asher berjalan cepat meninggalkan Ryan dan Kory. Kory sendiri memilih diam dan membiarkannya pergi.
"Kau berhutang cerita padaku, Asher!"
Langkah Asher terhenti dan ia menoleh lalu tersenyum miris.
"Aku tahu."
"...."Asher melanjutkan lagi langkahnya yang tertunda. Ia mencapai teras lalu melewati taman menuju gerbang, membuka gerbang lalu menutupnya, dan ia pun tidak kelihatan lagi.
Karena Asher sudah pulang, maka Kory memilih masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Ryan yang masih berdiri terdiam, lebih tepatnya berpikir, tanpa berkata sepatah katapun.
'Aku membenci kalian! Aku membenci kalian!'
Satu hal yang ia tangkap dari kejadian sore ini adalah....
.
.
.
.
.
.Layla tengah berkonflik dengan Dolly saat ini.
'Aku harus bertanya pada Dolly tentang ini.'
🎎 🎎 🎎 🎎
Sementara itu di rumah Dolly....
"Dylan, ini anduknya. Mandilah dulu sementara aku, Dolly, dan Norman akan menyiapkan makanan untuk makan malam," ucap Imyeong sambil menyerahkan anduk.
"Baiklah," jawab Dylan sambil menerima anduknya.
"Untuk baju dan celana aku sudah siapkan di kamar utama dekat ruang tamu. Jadi, selamat mandi.""Terima kasih. Maaf sudah merepotkan," ucap Dylan membungkuk untuk memberi hormat.
"Sama-sama," jawab Imyeong sembari tersenyum.Dan Dylan langsung ke kamar mandi sementara Imyeong berjalan ke dapur.
15 menit kemudian....
Dylan telah selesai mandi dan berjalan santai menuju kamar utama. Tanpa sengaja, ia melihat Dolly sedang merapikan sepatu dan sandal yang berantakan di rak dekat kamar utama. Dolly pun menoleh dan...
Tampak Dylan yang tanpa mengenakan apapun di bagian atasnya. Ya, ia hanya mengenakan anduk dan anduk tersebut melilit, menutupi bagian bawahnya yaitu areal vitalnya.
Dolly yang melihatnya malah merona dan ia langsung membuang muka. Dylan yang melihatnya malah menaikkan satu alisnya, heran.
"Ada apa, Dolly?"
"A-ah, ti-tidak apa-apa."Tetapi Dylan sendiri masih heran. Namun Dylan mengangkat bahunya lalu kembali berjalan masuk ke dalam kamar.
Dan Dolly masih saja merona. Bagaimana tidak, petang ini Dolly telah disuguhi pemandangan tak biasa dari seorang Dylan Kwon.
Ya, ini pertama kalinya Dolly melihat tubuh atletis Dylan ditambah warna kulitnya yang putih seputih susu, wajah yang rupawan, rambut yang...aduhai, kelereng mata berwarna hitam kelam yang indah, dan sentuhan terakhir adalah ia tanpa busana apapun, dan hanya anduk yang tampak melilit, menutupi bagian vitalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Loves for My Son
FanfictionKetika lima teman sepermainanmu rela menjadi suamimu dan menjadi ayah demi anak asuh semata wayangmu, apa yang akan kau lakukan? Apalagi jika ternyata kelimanya memiliki perasaan terhadapmu. OMG! Tobot © Young Toys, Retrobot, and CJ Entertainment To...