52. It's about Dolly and Suho

382 23 5
                                    

Keesokan paginya, Dolly dan yang lain mulai sekolah. Selain karena alasan tertinggal banyak materi pelajaran, alasan lainnya adalah karena mereka takut Imyeong curiga. Terlebih lagi, mungkin hari ini atau besok Franklin dan Limo pulang.

Namun, ada yang berbeda di pagi ini. Ketika Ryan, Dylan, dan Kory hendak berangkat, mereka menghampiri Dolly ke rumahnya. Seperti biasa, mereka akan mengajaknya berangkat sekolah bersama. Namun ternyata....

"Dolly, sudah berangkat, Ryan," jawab Hera. Tampak ia sedang memanaskan mesin Mobil Tobot C.
"Apa?"

"Ya, dia berangkat jam tujuh pagi tadi,"
"Tumben dia berangkat pagi. Ada apa, ya?" tanya Kory.

"Bisa jadi karena sudah lama dia tidak masuk sekolah. Makanya dia berangkat lebih awal supaya bisa meminjam catatan teman kita di kelas," jawab Dylan.
"Bisa juga," ucap Kory.

"Ya sudah kami berangkat dulu. Terima kasih atas informasinya, Polisi Oh. Dah," pamit Ryan kepada Hera. Ia sedikit membungkuk guna memberi hormat.

"Sama-sama. Dah. Hati-hati di jalan," ucap Hera sambil melambaikan tangan. Ryan, Kory, dan Dylan masuk ke dalam mobil lalu mobil mereka melaju ke sekolah.

🎎 🎎 🎎 🎎

Sementara itu, di mansion milik Suho tampak si empu pemilik rumah tengah sarapan pagi yaitu dua potong sandwich dengan segelas susu. Tampak kedua pelayan berdiri di belakang, agak jauh dari kursi yang Suho duduki. Setelah selesai makan, Suho mengelap bibirnya perlahan dengan tisu lalu ia pun bangkit.

"Aku berangkat sekolah dulu."
"Hati-hati, Tuan."
"Ya."

Suho berjalan menuju ruang tengah lalu ke ruang tamu. Sesampainya di sana, ia mengambil sepatu yang ada di rak di ruang tersebut. Ia memakai sepatu tersebut lalu menalinya.

Setelah selesai, ia berjalan ke teras lalu masuk ke mobilnya. Mobil pun menyala setelah mesin dinyalakan. Mobil Tobot K milik Suho melaju meninggalkan mansion tanpa Suho pamitan pada dua Bodyguard yang berdiri di samping pintu. Mereka pun diam saja ketika Suho lewat. Tanpa sapaan ataupun memberi hormat.

Bukan, bukannya Suho sombong atau angkuh. Hal itu ia lakukan karena ia tahu betul siapa dua Bodyguard itu. Dua bodyguard itu adalah Bodyguard milik Nenek Ma yang ia berikan pada Suho sebagai pelindungnya. Dilihat dari tampangnya, mereka adalah tipe pria yang loyal dan profesional namun tidak ramah sama sekali. Mereka cenderung kaku dan serius dan ini membuat Suho tidak nyaman.

Oleh karena itu, Suho merasa mereka tampak seperti memusuhinya (tampak seperti musuh) daripada tampak seperti bodyguard yang sesungguhnya. Makanya ketika hendak menjalankan tugasnya yaitu mengawal Suho, Suho pernah menolaknya dan sejak saat itu, mereka tidak lagi mengawal Suho. Malahan, mereka tampak seperti satpam rumah daripada seorang bodyguard karena mansionnya tidak memiliki satpam rumah.

Sepanjang perjalanan Suho malah melamun. Untung kemudinya dalam mode otomatis sehingga kemudi dikendalikan oleh Tobot K.

"Apa ada yang kau pikirkan, Tuan?" tanya Tobot K.
"Tidak ada," jawab Suho singkat. Ia pun tersadar dari lamunannya dan ia kembali fokus ke depan.

"Dan kau tidak bisa membohongiku, Tuan."
"Haa...." ucap Suho menghela nafas. Ia tampak lesu dan ia menunduk galau.

"Ceritalah. Mungkin aku bisa membantumu."
"Baiklah," akhirnya ia menyerah juga. Jujur, nyatanya Suho sedang butuh teman curhat. Dan saat ini, hanya Tobot K yang bisa ia andalkan.

"Saat Sabtu kemarin, di rumah sakit aku bertemu Norman. Itu...pertama kalinya aku bertemu dengan putra asuhku."
"Lalu?"

"Dia memelukku begitu dia tahu aku adalah ayah kelimanya. Dan begitu kami berpelukan...."
"Apa?"

Five Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang