40. Dead or Coma?

502 31 4
                                    

Keesokan paginya....

Waktu terasa berputar cepat. Siapa sangka pagi telah menjelang dan waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi?

Suho membuka matanya perlahan. Ia tatap langit-langit kamar rumah sakit dan samping kiri serta kanannya. Di samping kiri ada meja dan kasur rumah sakit yang kosong sementara di sebelah kanan ada Dolly yang masih terbaring, belum sadarkan diri.

Hal ini membuat Suho risau. Dolly-nya belum sadarkan diri dan berbagai pikiran buruk menghampiri otaknya. Apakah Dolly kritis, mati, atau....koma?

Tunggu, kritis? Mati? Koma?

Sungguh, andai tubuh Suho tidak remuk seperti ini, ia akan langsung meninju wajahnya sendiri. Pemikiran macam apa ini? Pikirnya.

'Berhenti berpikir yang tidak-tidak, Suho.'

....

'Dolly pasti sadar. Pasti. Cepat atau lambat.'

Lalu, ia mencoba melihat ke sekeliling lagi. Tampak Dylan yang tertidur di sofa (kasur Suho sedikit naik sehingga posisinya sedikit seperti duduk. Makanya ia bisa melihat sekeliling) sementara Neon tidak ada di kamar ini. Lalu, dimana Neon?

Tiba-tiba Suho mendapati Dolly menangis. Dari sudut mata Dolly keluarlah air mata yang menetes, melintas ke atas telinga.

"Dolly."

Suho yang melihatnya menjadi panik. Ia menoleh ke arah Dylan dan memanggilnya.

"Dylan, bangunlah! Dylan!"
"Hmn...." gumam Dylan. Ia menggerakkan tubuhnya namun ia tidak membuka matanya untuk bangun.
"Dylan, kumohon bangunlah."

Dylan pun menguap lalu menutup mulutnya. Ia bangun untuk duduk dan mengucek kedua matanya perlahan lalu mengerjapkannya.

"Pagi, Suho. Kau sudah bangun?"
"Baru saja aku bangun. Tetapi aku mendapati Dolly menangis."
"Apa??"

Mendengar ucapan Suho membuat kedua mata Dylan terbuka seketika, khas orang yang telah tidak mengantuk lagi. Ia menoleh ke arah Dolly dan berlari mendekatinya.

"Dolly."

Kini, Dylan tampak sama paniknya dengan Suho. Ia hapus air mata Dolly lalu mengelus pipinya. Raut wajahnya berubah sendu lalu ia pun menggenggam tangan Dolly dengan kedua tangannya.

"Sadarlah, Dolly! Bangunlah!"

Dylan pun diam, berpikir. Mengapa Dolly menangis padahal ia belum sadarkan diri? Apa dia mimpi buruk? Atau jangan-jangan....

Pernah ia bersama Ryan, Kory, dan Dolly menonton sebuah drama jepang. Dalam drama itu ada adegan dimana tokoh perempuan tengah kritis. Kemudian, ia meneteskan air mata di tengah ketidaksadarannya karena hadirnya mimpi atau bayangan orang-orang terkasih. Jadi, Dylan pikir inilah yang tengah dialami Dolly.

Tetapi, itu terjadi pada mereka yang tengah koma atau kritis. Sementara dokter bilang Dolly baik-baik saja.

Apakah itu artinya dokter telah berbohong padanya? Tetapi, dokter tidak mungkin berbohong dan menyalahi kode etik, kan?

Atau nyatanya Dolly baik-baik saja namun kini ia kritis atau koma?

Tetapi, tidak ada kardiograf di sampingnya. Jadi, tidak mungkin ia koma atau kritis, kan?

Tetapi, bisa jadi ini kejadian darurat- maksudnya mendadak terjadi, bukan?

Jadi, haruskah ia memanggil suster?

Tetapi, Dylan berpikir lagi. Semalam, dokter bilang Dolly baik-baik saja. Itu artinya Dolly belum sadar karena ia sedang tidur. Tidur setelah tidak sadarkan diri mungkin bisa terjadi pada mereka yang pingsan, baik natural atau karena pengaruh obat dan bahan kimia tertentu. Jadi, wajar saja jika mungkin Dolly menangis karena tengah bermimpi buruk.

Five Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang