5. Dua Ancaman

1.2K 52 15
                                    

Keesokan paginya....

Di sebuah ruangan, Tom sedang menatap nanar komputer miliknya. Giginya bergemeletuk, kedua tangannya mengepal erat, tatapannya tajam, dan-

"Diiiiiilllluuuuuukkkkkkk!!!!"

Suara Tom menggelegar bagai petir di pagi hari dimana berkat suaranya, seorang Diluk yang sedang sarapan pagi di garasi bersama ketiga Bikerbot menjadi tersedak.

"Uhuk, uhuk."
"Minum ini, Bos," ucap Bikerbot 2 sembari menyerahkan segelas air.

Diluk meminumnya dan beruntung ia tidak lagi tersedak. Ia mengelap mulutnya dengan lengannya, membuat lengan bajunya kotor.

"Ada apa ini? Apa itu suara Tuan Fuse?"
"Sepertinya begitu," ucap Bikerbot 1.
"Bagaimana suaranya sampai kemari? Dia menggunakan megafon? Mikrofon?"

Di belakang Diluk tampak seorang pria berusia lanjut namun tampak bugar dengan setelan jas yang rapi berjalan ke arahnya. Para Bikerbot mendadak berdiri dengan perasaan takut karena mereka ketahuan sedang sarapan bersama Diluk.

"T-tuan Holmes," sapa para Bikerbot. Diluk menoleh lalu menengadah. Ia lantas melompat ke arah Bikerbot dan ditangkap oleh Bikerbot 3.

"T-tuan Holmes."

Pria lanjut usia itu, yang diketahui bernama Holmes, menunduk, memerhatikan apa yang disantap oleh Diluk dan para Bikerbot. Nasi dengan daging sapi panggang saus kacang?

Holmes menengadah dan menatap Diluk dengan tatapan serius sementara Diluk masih digendong Bikerbot 3. Karena tidak kuat lagi, Bikerbot melepas Diluk sehingga Diluk jatuh ke lantai.

"Adaw! Kau....!!!!" gerutu Diluk sambil mengelus pantatnya yang sakit. Ditatapnya Bikerbot 3 dengan tatapan tajam. Yang ditatap menjadi semakin ketakutan.

'A-ampun, bos,' ucapnya dalam hati. Di kaca helmnya tampak simbol "TTnTT" yang menunjukan bahwa ia mewek saking takutnya.

"Diluk, kau dipanggil oleh Tuan Fuse. Dia ingin kau menghadapnya sekarang."
"Menghadap?" ucap Diluk. Ia segera berdiri dan menatap ke arah Holmes, "tetapi sarapanku belum selesai-"

Holmes menatap tajam ke arah Diluk, kesal. Diluk yang melihatnya kembali ketakutan dan ia mengangguk dengan cepat.

"Ba-baiklah. Aku segera kesana."

Diluk berlari meninggalkan para Bikerbot diikuti oleh Holmes. Tidak ada sepatah katapun yang terlontar dari mulut Holmes terkait santapan pagi mereka berempat. Ia berlalu begitu saja meninggalkan ketiga Bikerbot yang mendadak heran, padahal sebelumnya mereka ketakutan.

"Dan dia tidak memarahi kita?" tanya Bikerbot 1.
"Syukurlah," ucap Bikerbot 2 menghela nafas lega.
"Lebih baik kita habiskan makanannya, mumpung Bos sedang dipanggil Tuan Fuse."

"Benar, benar, hitung-hitung pembalasan karena setiap dapat makanan, pasti Bos selalu dapat porsi lebih banyak daripada kita."
"Ya, ayo, selamat makan."

Dan mereka melanjutkan acara sarapan pagi yang sempat tertunda dengan suka cita tanpa memikirkan Diluk sama sekali. Wah, wah, kasihan Diluk.

.
.
.
------------------- 5💖4MySon --------------------
.
.
.

Akhirnya, Diluk dan Holmes sampai di ruang kerja Tom. Holmes membuka pintunya lalu masuk ke dalam diikuti Diluk. Tampak Tom tengah duduk di kursi sembari membelakangi meja kerja, bahkan mereka berdua.

"Tuan, saya sudah membawa Diluk," ucap Holmes sembari membungkuk memberi hormat.
"T-tuan Fuse...."

Tom memutar kursinya sehingga ia bisa berhadapan dengan Diluk. Diluk menelan ludahnya, takut. Meski tampang Tom biasa saja, tetapi tetap saja ia takut. Lain di mulut lain di hati, lain ucapan lain pikiran, dan jangan menilai ekspresi orang dari tampangnya karena tampang (wajah) bisa menipu, jadi harus siaga, pikir Diluk.

Five Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang