Di rumah, Dolly berjalan ke sana kemari di ruang tamu. Ya, ia sedang menunggu ibunya, Hera, dan Neon yang katanya sedang dalam perjalanan pulang. Ryan dan yang lain tampak duduk sembari memandang Dolly.
“Hey, Dolly, duduklah. Kau hanya buang-buang tenaga jika terus berjalan bolak balik seperti itu,” ucap Dylan.
“Benar yang dikatakan Ryan. Tidakkah kau merasa lelah?” ucap Ryan namun Dolly menggeleng.
“Tidak. Saat ini yang kurasakan adalah cemas. Aku cemas ibuku tidak akan pulang. Jika itu terjadi….”
“Bersabarlah, Dolly. Yakinlah ibumu pasti pulang,” ucap Nathan.
“Semoga saja.”Tetapi, tiba-tiba Dolly terdiam. Ngomong-ngomong masalah ibunya, ia jadi teringat akan sesuatu. Ia bergegas membuka pintu dan berjalan ke luar.
“Dolly, kau mau kemana?” tanya Ryan. Ryan, Dylan, Nathan, dan Suho berlari keluar dan mereka berdiri di ambang pintu.
Tampak oleh mereka Dolly yang berdiri di luar gerbang, lebih tepatnya di kotak pos yang terletak di luar gerbang. Ia merogoh kotak posnya dan mengambil sesuatu di sana.
Di dalam kotak pos itu Dolly mendapati enam buah amplop. Lima diantaranya merupakan surat dari orang yang Dolly tidak kenal. Dolly menduga itu surat dari teman ibunya untuk ibunya.
“Jyung Ho, Han Seon, Bi Nam, Park Seo Yoo, Go Hyun Suk. Hm.…”
Setelah selesai membaca nama pengirimnya, Dolly segera masuk melalui gerbang. Setelah melewati taman, sampailah ia di teras dimana Ryan dan yang lain berada.
“Apa itu? Surat?” tanya Nathan takjub dan dijawab anggukan Dolly.
“Paling dari teman-teman ibu. Nama-nama mereka sama sekali tak ku kenal. Aku ke kamar dulu, mau meletakkan amplop di meja belajar. Kalau mereka bertiga pulang, tolong panggilkan aku.”
“Baiklah.”Dolly berjalan ke kamarnya, meninggalkan keempat kekasihnya yang kembali duduk lalu mengobrol. Begitu Dolly sampai di kamarnya, Dolly perlahan mengunci pintunya lalu meletakkan lima amplop milik ibunya di meja. Ia duduk di kursi kerja dan membuka amplop yang masih ia pegang. Setelah mengeluarkan isinya, ia buka lipatannya lalu mulai membaca.
Dolly tersenyum miris dan air matanya menetes membasahi pipinya. Ia raba perlahan surat itu lalu memeluknya. Tidak lama kemudian, ia membuka lacinya lalu mengambil beberapa lembar kertas. Ia tutup lacinya lalu mengambil pulpen di tempat alat tulis serupa gelas dan ia pun mulai menulis.
Dan ingatan akan masa lalu mulai hadir dalam otak Dolly. Ingatan yang membuat dadanya sesak dan ingatan itu sangatlah mengerikan.
📖 📖 📖 📖
“Aku bersumpah selama aku hidup aku akan menuntut balas atas semua ini!”
“....”“Aku akan mengejar kalian bertiga, beserta anak dan keturunan kalian. Ingat itu!’
“Bu...ibu… huee…aku takut.…”
“Tenanglah. Kita akan baik-baik saja.”“Aku berjanji akan melindungimu.”
“Bu, jangan pisahkan kami, Bu! Aku ingin tetap bersamanya!”
“Kakak…. Kakak….”
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Loves for My Son
Fiksi PenggemarKetika lima teman sepermainanmu rela menjadi suamimu dan menjadi ayah demi anak asuh semata wayangmu, apa yang akan kau lakukan? Apalagi jika ternyata kelimanya memiliki perasaan terhadapmu. OMG! Tobot © Young Toys, Retrobot, and CJ Entertainment To...