3. New Father (1)

2.3K 76 26
                                    

"Apa maksudmu?" tanya Ryan tidak mengerti.
"Keputusanku sudah bulat, Ryan."
"Apa alasanmu?"
"Pertama, karena aku ingin. Kedua, karena aku iba padanya."
"...."

"Dia tidak mungkin kembali pada keluarganya yang...yang...."
"...."
"Dia masih terlalu kecil untuk menghadapi ini."
"...."

"Aku tidak ingin dia hidup menderita."
"Aku tidak setuju!" jawab Ryan.
"Ryan!"
"Keputusanku sudah bulat, Dolly!"

"Lalu apa? Kau ingin dia kembali kepada keluarganya sehingga dia disiksa lagi?"
"Tidak."
"Dibuang ke jalan?"
"Dolly!"
"Dibawa ke panti asuhan?"
"Itu...."

"Aku tidak setuju, Ryan."
"Dolly, dengarkan aku-"
"Dan aku tidak ingin mendengar apapun lagi. Aku mau pulang. Ayo, Norman!"

Dolly segera menggendong Norman lalu ia berdiri. Ia melangkah meninggalkan keempat temannya namun langkahnya terhenti.

Dolly menoleh ke arah siku tangan kanannya yang dipegang Ryan. Dolly mencoba melepas namun nihil.

"Lepaskan tanganmu dari tanganku, Ryan!"
"Dolly-"
"Kubilang lepaskan!"
"Dolly, dengarkan aku!"
"Apa?!"

"Apa kau pikir mengasuh anak itu mudah?"
"Itu...."
"Apa kau sadar dan tahu siapa kau sebenarnya sekarang?"

Dolly yang mendengarnya terpana. Ia akhirnya sadar siapa ia yang sebenarnya. Ya, ia hanyalah seorang gadis SMA yang sama sekali tidak bekerja dan tidak ada niatan untuk bekerja selama atau setelah lulus SMA, yang artinya ia masih bergantung pada orang tua.

Dolly mengepalkan kedua tangannya dan ia menunduk sedih.

"Aku tahu. Dan itu tidak akan merubah keputusanku."
"Dolly!"

Dengan paksa ia melepas tangan Ryan lalu ia melangkah pergi. Yang lain hanya diam saja tanpa bersuara apapun karena sejujurnya mereka satu suara dengan Ryan.

Ryan yang melihatnya malah menghela nafas lalu berdecak kesal. Sementara itu, langkah Dolly terhenti begitu terdengar ketukan di pintu.

Tok tok tok

Ryan dan yang lain menoleh ke arah pintu. Mereka lalu saling pandang dan Dolly berjalan membuka pintu.

CKLEK

Pintu terbuka dan....

Layla menyerobot masuk dan langsung berlari ke arah Dolly. Ia memeluk Dolly sehingga mereka terjatuh di lantai.
"Dolly....!!!!!"
"Hey!"

Sementara di bibir pintu, tampak Asher mendengus kesal. Kory yang melihatnya terpana begitupula Ryan, Dylan, Nathan, dan juga Norman.

"Layla, itu tidak sopan! Kau tahu siapa yang membukakan pintunya untuk kita? Dan kau malah main serobot begitu saja tanpa menyapanya lebih dulu?"

"Dolly, kau dari mana saja? Aku cemas karena kau tidak kembali sampai tengah malam- sebelum ku putuskan untuk tidur dan menemuimu esok hari...." tanya Layla sambil mewek. Dolly yang melihatnya hanya tertawa hambar, terlebih setelah apa yang dilakukan Layla padanya dan si pemilik rumah.

"Dan dia tidak mendengarkanku? Maafkan adikku karena main serobot begitu saja di rumahmu," ucap Asher menyesal dan menepuk dahinya.

"Tidak apa-apa, santai saja," jawab Kory santai. Mereka berdua duduk di sofa sementara Layla masih mewek. Namun, Layla dan Dolly sudah berdiri.

"Hahaha, ceritanya panjang. Yang pasti aku selamat dan baik-baik saja. Aku juga membawa Norman."

Layla melepas pelukannya dan menatap Dolly lalu ke arah Norman.

"Norman, ini Layla dan itu Asher. Kalian berdua, ini Norman."
"Apa dia anak asuhmu?" tanya Asher asal, lebih tepatnya bercanda. Ya, perlu diketahui bahwa Asher adalah lelaki yang suka bercanda.

Five Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang