8. Sassy Girl, Dolly Park

1.4K 56 17
                                    

Bel istrirahat kedua akhirnya berbunyi. Semua teman-teman Dolly berhamburan keluar kelas menuju kantin. Hanya tersisa Dolly, Kory, Ryan, Nathan, dan Dylan, ditambah Asher yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas.

"Teman-teman."
"Asher," ucap Ryan. Kelimanya menoleh ke arah Asher.
"Yo."

Asher duduk di depan Dolly dan menatapnya dengan cemas.

"Bagaimana perasaanmu saat ini? Sudah lebih baik atau-"
"Aku tidak tahu. Aku bingung," ucap Dolly. Ia menghapus air matanya dan tersenyum- sebuah senyum yang dipaksakan.

"Sebenarnya ada apa ini?" tanya Kory. Asher yang mendengarnya jadi terkejut. Ia melirik ke arah Dolly dan nyatanya Dolly malah panik dan menatapnya juga.

"Mmm... Ah, kita sedang berlatih drama," ucap Asher ragu.
"Drama apa? Dalam rangka apa?" tanya Dylan.

"Ma-maksudnya tadi aku mengobrol dengan Dolly. Kami bicara tentang film yang kami suka dan kami berdua mencoba mempraktikannya. Dan ternyata kami terbawa perasaan. Haha, begitulah," jawab Asher sembari tertawa hambar. Ryan sendiri malah menatap Asher dengan tatapan penuh selidik.

"Kuharap tidak ada kebohongan di sini. Kau sudah berjanji dengan itu, Dolly!" ucap Ryan dengan nada serius.
"A-Asher tidak bohong, Ryan. D-dan aku tidak mungkin berbohong padamu," ucap Dolly gugup.

"Benar, kau tidak bohong?" kini giliran Kory yang bertanya.
Dolly menggeleng pelan lalu tersenyum lembut.
"Aku mau ke toilet dulu. Aku akan segera kembali- maksudku menyusul kalian. Dah."

Dolly buru-buru pergi meninggalkan Kory, Ryan, Nathan, dan Dylan sementara Asher kembali menatap keempat temannya dengan cengiran yang menurut mereka aneh.

"Aku juga harus pergi. Aku mau menyusul Layla. Sampai bertemu nanti,"
"Ya," ucap Nathan. Asher pergi keluar kelas dan ia pun tak terlihat lagi.

"Menurutmu bagaimana, Ryan? Apa mereka berdua bicara jujur?" tanya Nathan. Ia menatap Ryan dan tampak Ryan menghela nafas.

"Tidak!" ucap Ryan tegas. Ia menutup bukunya dengan cukup keras, khas orang yang sedang marah.

"O, pria yang selalu berpikiran positif telah melontarkan suara yang berbeda kali ini, yang artinya kali ini dia berpikiran negatif," ucap Kory.

"Bukan berarti aku berpikiran negatif, Kory. Kenyataanya dia memang berbohong!" ucap Ryan sedikit kesal.
"...."

"Kalau dia tidak bohong, dia pasti tidak akan gugup menjawabnya. Hal ini berlaku untuk Asher juga."

"Benar juga. Itu berarti mereka pasti menyembunyikan sesuatu, yang artinya terjadi masalah lagi pada Dolly," ucap Nathan.

"Menurutmu kali ini apa? Apa tentang Chun?" tanya Dylan.
"Kurasa tidak. Sepertinya ada hal lain lagi," ucap Ryan.

Kory dan Dylan saling pandang lalu mereka mengangkat bahu sementara Ryan dan Nathan diam- berpikir, mencoba menerka apa masalah yang menimpa Dolly lagi.

.
.
.
------------------ 5💖4MySon ---------------------
.
.
.

Asher berlari menyusuri koridor sekolah. Seperti yang ia ucapkan pada Ryan dan yang lain bahwa ia undur diri dari hadapan mereka karena mau mencari Layla. Dan nyatanya, kini ia sedang mencarinya. Namun, ternyata ia tidak ada. Asher mencarinya di lab kimia, komputer, bahasa, bahkan kantin dan lapangan namun tetap saja tidak ada.

Entah mengapa Asher teringat atap di gedung sebelah kelas 1. Ia berlari ke sana dengan menaiki tangga yang berkelok-kelok.

"Hah, hah, hah."

Five Loves for My SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang