14

6K 634 26
                                    

Double up!

Jangan lupa komen dan taburan bintangnyaaaa💛💛💛

Enjoy Hiraeth🌻

*******

Kayla

Ketika seseorang meninggalkan lo, mungkin lo akan berpikir, it's gonna be okay, let him/her go, cause everybody deserves the best thing in their life, cause everybody deserves happiness.

Dan kata-kata sejenis "gak apa-apa dia gak sama gue yang penting dia bahagia dan gue masih bisa melihat dia".

Gue gak pernah sadar kata-kata itu punya arti yang begitu dalam sampai hari ini.

Lagi.

Gue ditinggal oleh seseorang. Tapi kali ini kesedihan yang gue rasakan ratusan kali lebih dahsyat dibandingkan yang sebelumnya.

I don't know.... mungkin karena dia Ibu gue makanya gue seperti ini. Atau mungkin karena rasa bersalah yang begitu membuat dada gue sesak sampai sepertinya gue bisa berkali-kali pingsan.

Selama ini ketika gue gak bisa ketemu Ibu, gue selalu bilang ke diri gue "she's okay, she's happy, and i'll see her soon". Tapi mulai hari ini, kata-kata itu memang sama, hanya berbeda di akhirnya aja.

Ibu udah benar-benar baik-baik aja.

Ibu udah benar-benar bahagia.

Tapi gue gak tahu bisa ngeliat dia secara langsung lagi kapan, dan gue takut jawabannya adalah masih lama banget.

5 jam setelah Ibu meninggal.

Gue semakin merasa kosong.

Kesepian yang sering kali gue rasakan semakin menjadi-jadi.

Gue semakin jadi gelandangan. Tempat terakhir gue pulang, benar-benar pergi meninggalkan gue.

Terlalu mendadak, dan gue gak siap.

Terlalu banyak yang belum sempat gue sampaikan ke Ibu.

Terlalu singkat waktu gue sama Ibu.

Gue menenggelamkan wajah gue di kedua tangan gue.

Sesak di dada gue semakin menjadi-jadi.

Sesak yang gue yakin akan hilang ketika gue mengeluarkan segala tangis gue.

Tapi gue gak bisa.

Gue gak bisa nangis.

Sekeras apapun gue mencoba, air mata gue gak keluar sama sekali. Dan itu semakin membuat gue frustrasi.

Do, buruan.

Entah udah berapa kali gue memanggil Ando. Berdoa supaya dia cepat dateng. Gue yakin tangisan gue gak bisa keluar karena omongannya.

Jangan nangis, Kay, jangan nangis kalo gak ada gue.

Gue terus berdoa supaya Ando gak ngebohongin gue dan benar-benar datang ke sini.

Tadi, begitu tahu Ibu meninggal, tangan gue seolah bergerak sesuai kehendaknya sendiri untuk menghubungi Ando.

Gue yang sudah sangat kalut sampai gak sadar kalau gue menelepon dia sampai gue mendengar suaranya.

Suaranya yang terdengar begitu khawatir karena gue yang cuma bisa bengong sedangkan dia berkali-kali memanggil nama gue.

Dan setelah bisa berkata-kata, satu kalimat dan balasan Ando semakin membuat gue ingin menangis tapi berujung gue tahan.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang