28 / 2

5.7K 604 16
                                    

Aku muncul membawa kejutan untuk kalian....

Tapi kali ini, jangan sebel ya sama kejutan aku.

Enjoy hiraeth🌻

Jangan lupa taburan bintang dan komennya💛

******

Ando

Kayaknya gue harus menyarankan supaya studio musik tempat gue latihan atau rekaman itu letaknya gak jauh dari rumah sakit tempat Kayla kerja sekarang. Kalau perlu bahkan nempel sama rumah sakitnya sekalian biar gue tinggal ngesot buat ketemu Kayla.

Secara ya kan gue, ehem, mau serius gitu ke Kayla, jadi alangkah lebih baik kan kalo tempat kerja gue dan dia dekat atau sangat dekat? Memaksimalkan waktu kerja supaya tidak digunakan untuk berkangen-kangen ria, betul?

"Kamu mikirin apa sampe seserius itu?"

Gue yang tadinya lagi merangkai kata untuk menyampaikan ide brilian gue ke Eri, langsung kaget ketika wajah Kayla nongol di depan muka gue.

"Hehehehe, kaget ya?" tanyanya dan gue hanya bisa mengelus-elus dada gue.

"Maaf ya aku lama, tadi ada pasien dulu soalnya," lanjutnya seraya duduk di samping gue.

"Enggak, aku juga baru sampe kok," jawab gue sambil mengacak pelan rambutnya.

"Bohong, sebelum aku ke sini, aku tanya apoteker katanya kamu udah duduk di sini sejam, maaf ya."

Gue tersenyum dan menggeleng pelan, "Gak, aku mah rela nungguin seribu tahun lamanya yang penting ujung-ujungnya ketemu kamu," balas gue dan seperti biasa, setelah gue mengutarakan gombalan gue ke Kayla, Kayla akan membalasnya dengan senyum bahkan tawanya itu, tapi sayangnya hanya bertahan selama 3 detik, karena mulai detik ke 4 dan seterusnya akan diisi dengan kata-kata yang intinya selalu sama.

"Gombal kamu tuh! Gak mempan tahu gak aku digombalin kayak gitu? Cewek-cewek sebelumnya udah kelepek-kelepek ya digombalin receh kayak gitu? Sori ya, gak level tuh di aku."

Iya, intinya dia mau bilang kalo gombalan gue gak mempan buat dia.

"Gak mempan tapi senyumnya lebar banget," jawab gue sambil menumpukan wajah gue ke kedua telapak tangan gue.

"Tadi gombal sekarang sok imut?" balasnya namun tak mampu menyembunyikan tawanya.

"Bukan, tadi disayang kamu sekarang makin disayang kamu."

Dan senyum di wajahnya semakin melebar. Senyum yang selalu ampuh mengusir segala lelah yang gue rasakan.

Kayaknya Kayla harus buka praktek baru deh selain praktek Ortopedic-nya, yaitu praktek mengusir lelahnya Ando. Dokternya dia pasiennya cuma gue he he he.

"Aku pikir kamu gak bakalan ke sini, soalnya kan tadi kamu udah kirimin aku makan malem."

"Udah malem, aku mau nganterin kamu pulang, untungnya latihan hari ini selesai lebih cepet jadi aku bisa langsung ke sini," jawab gue.

"Makasih yaaaaaa."

Gak bisa nih gue.

Gak bisa nih gue gak langsung bales meluk Kayla kalo dia semanja ini sama gue.

"Gak perlu makasih, ini kewajiban aku kok," jawab gue, membuat dia menolehkan kepalanya untuk menatap gue.

"Kewajiban?" tanyanya dan gue langsung mengangguk.

"Jagain calon itu termasuk kewajiban buat aku," jelas gue dan lagi-lagi membuat senyumnya mengembang.

Gue mengecup puncak kepalanya, "Kamu udah selesai shift-nya? Mau pulang sekarang?"

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang