27 / 2

6K 598 9
                                    

Double up!!!

Jangan lupa taburan bintang dan komennya yuhuuuuuu💛

Enjoy yaaaa🌻🌻🌻

*******

Ando

Gak pernah terbayangkan oleh gue kalo gue akan datang ke acara pertunangan Tisha dengan senyum sumbringah.

Meskipun perasaan gue ke Tisha tidak terlalu dalam, tapi kepergiannya tetap meninggalkan bekas sakit di hati gue. Apalagi dia pergi untuk kembali ke pelukan kakak gue.

Dan sebenarnya gue sudah feeling kalau hubungan mereka akan sampai pada tahap yang begitu serius, tapi gue gak pernah nyangka kalau secepat ini.

Dan gue juga tidak pernah menyangka kalau gue akan menghadiri acara ini dengan senyum lebar apalagi dengan membawa gandengan yang gak cuma gue bayar buat nemenin gue ke acara ini.

Boro-boro kepikiran ngebayar Kayla, dia terlalu berharga kalo cuma buat dibayar sehari untuk nemenin gue supaya di acara beginian biar gue gak mati gaya.

Mendingan juga bayar Kayla buat seumur hidup sama gue, ya gak? Bayarnya pake apa ini lagi gue cari cara terbaiknya. Tunggu aja, oke?

Tapi, yang pernah sakit karena ditinggalkan di sini bukan cuma gue doang, Kayla juga. Dan Kayla lebih parah dari gue.

Gue dan prinsip gue yang selalu gak mau mencintai seseorang terlalu dalam berhasil membuat gue gak terlalu sakit hati saat Tisha ninggalin gue. Tapi beda dengan Kayla.

Cewek ini, she loves Tara with all of her heart. Eentah Kayla sudah melewati berapa lama waktu untuk sembuh.

Dan karena itu sejak acara dimulai gue terus menggenggam tangannya sebagai salah satu cara untuk gue menyampaikan bahwa dia gak sendirian. Bahwa gue ada di sini dan gak akan ninggalin dia melewati ini sendirian.

Gak akan.

Tapi bukannya asyik berduaan sama Kayla, gue malah digangguin sama sepupu gue, Jo.

Sepupu gue yang ganteng gak ketulungan tapi lebih gantengan gue dan anak bundanya banget ini, daritadi ngoceh gak berhenti. Untungnya ocehan dia berbobot, jadi gak sebel-sebel banget gue sama dia.

"Wa uti masih minta lo keluar dari band lo, Kak?"

Wa uti yang dimaksud oleh Jo adalah nyokap gue.

Gue mengangguk. "Bahkan dia bilang kalo restu dari dia buat hubungan gue bakalan turun kalo gue keluar dari band," jawab gue.

Jo menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mereka mau yang terbaik buat lo, tapi gak segininya juga kali ya? Toh karir lo gemilang dan lo bahagia."

"Bukannya setiap orang tua mau anaknya bahagia ya?"

Gue tersenyum kecut mendengar kata-kata Jo.

Ya, Jo. Setiap orang tua tapi terkecuali orang tua gue.

"Mereka baru bahagia setelah gue balik dan jadi penerus perusahaan mereka, atau kalau pun enggak jadi penerus, mereka ngebolehin gue ngelakuin apapun kecuali masuk ke dunia musik. Mereka benci itu, dunia tanpa masa depan kata mereka."

Jo menepuk-nepuk punggung gue.

"Bakal ada jalan, gue yakin. Jangan ngelepasin sesuatu yang lo suka, Do, karir lo, jalan hidup lo, dunia musik lo, dan..."

Gue mengikuti arah dari pandangan Jo.

"Dia."

Gue tersenyum sambil terus menatap Kayla yang sedang sibuk mengambil kue-kue.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang