Karena rasa bersalah membuat kalian harus menunggu lama, alhasil UP-nya sekarang hahaha.
Semoga suka dan mengena ya part ini. Part yang... nyessssss sepanjang aku ngetik:")
Enjoy Hiraeth! Jangan lupa komen dan taburan bintangnya💛
******
Kayla
Ini kayak gue lagi di sebuah konser, tapi yang kedengeran cuma suara merdu sendok yang beradu sama piring. Gak ada suara yang lain. Bahkan suara bisik-bisik pun gak ada apalagi teriakan.
Gue menoleh ke arah Ando yang dari tadi cuma duduk sambil terus memakan hidangan yang disajikan.
Gue perlahan menghela napas gue.
Jadi begini kalo Ando dan orang tuanya ketemu satu meja dan makan bareng?
Hening karena gak ada satu pun dari mereka yang memulai percakapan atau sekedar basa-basi.
Gue memandang kedua orang tua Ando yang duduk di hadapan gue dan Ando. Mereka kok tahan ya makan dalam keheningan ini?
"Tante," panggil gue dan semua mata langsung tertuju ke gue.
"Makanannya enak, ayam kluyuknya, cumi bakarnya, sapo tahunya, enak semuanya," lanjut gue seraya tersenyum.
Kalo gak ada yang memulai percakapan sampe beres nanti, ya untuk apa gue ke sini? Gue ke sini kan bukan cuma buat numpang makan doang, tapi buat kenalan secara resmi dan do something buat Ando.
Tante Ros tersenyum, "Bibi yang masak, nanti saya sampaikan kalo kamu suka," jawabnya dan gue hanya bisa mengangguk pelan.
Alasan lain kenapa Ando lebih suka di dorm sama bandnya ataupun sama gue dibandingkan dengan rumahnya sendiri.
Di rumah pun, bukan masakan dari ibunya yang ia makan.
"Ando bilang... kamu dokter?" tanya Om Roy.
Gue mengangguk, "Iya, Om, satu rumah sakit sama kakaknya Ando juga," jawab gue.
"Oh gitu, kenapa maunya sama Ando bukan sama Janu?"
Gue langsung diem dan menoleh ke arah Ando yang mukanya udah merah karena menahan emosi.
"Pap, harus ya nanya begitu?" ucap Ando dengan suara yang sudah terdengar sangat emosi.
"Lho? Papi kan cuma tanya aja, kok kamu marah?" balas Om Roy, "He's better than you and you know that," lanjutnya.
Dan lagi gue menemukan alasan kenapa Ando sangat tidak dekat dengan kedua orang tuanya.
Mereka bukan lagi hanya membandingkan secara gak langsung, tapi mereka benar-benar mengatakan bahwa Janu-lah yang lebih baik dari Ando.
"Seharusnya kamu gak sama dia, Kay," ucap Om Roy sambil memandangi gue.
"Pria yang masa depannya gak jelas gini, gak perlu kamu pertahanin terlalu lama," lanjutnya.
"Pap-,"
Gue menggenggam tangan Ando, berusaha menghentikan apapun yang akan diucapkannya karena gue yakin meskipun ucapan Ando benar, cara penyampaiannya yang penuh emosi pasti membuat semuanya terlihat salah di mata kedua orang tuanya.
Gue kembali menatap kedua orang tua Ando sambil tersenyum, "Ando sangat berbakat di dunia musik, Om, Tan, dan saya rasa dia gak akan sebahagia ini kalau gak bermusik," balas gue.
"Ando sering mendapatkan penghargaan lho, Om, Tan, Om dan Tante pernah lihat?" tanya gue.
"Kami berdua sibuk dan gak ada waktu untuk menonton hal-hal gak penting," jawab Tante Ros.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth.
Romance[FOREVER SERIES #2] [COMPLETED] Ada sesuatu, di diri Kayla Brietta Noor yang menarik perhatian Ando Nathaniel Reji. Bukan senyumnya yang menawan di antara wajah ketusnya itu, tapi kesamaan nasib percintaan yang membuat Ando, drummer yang tengah diga...