Finale

10.3K 633 15
                                    

Ku kerahkan tenagaku untuk double up hari ini sesuai janjiku pada kalian semua, readersku tersayang ahahahahah.

Warning: tiati jadi makin sayang Ando setelah baca part ini.

Enjoy, the last chapter for Ando-Kayla in Hiraeth🌻💛

*******

Ando

Gue daritadi gak berhenti mengelus perut Kayla lalu pindah untuk mengelus lengannya, mencium pipi kening bibirnya, semata-mata untuk mencairkan suasana tegang yang sedang dia rasakan.

Kayla sedang mengalami gelombang-gelombang cinta, dan sekarang kami sudah berhasil melewati pembukaan 3.

Dokter Gio, dokter kandungannya Kayla baru saja selesai memeriksa keadaan Kayla dan mengatakan bahwa peningkatan pembukaan Kayla termasuk cepat.

"Sakit di mana, Sayang?" tanya gue ketika mendengar Kayla yang sedang meringis di pelukan gue.

"Pinggang, bawah perut, semuanya," jawabnya dengan suara yang mulai bergetar.

"Hei, hei, liat aku," kata gue dan menangkup wajahnya dengan kedua tangan gue.

Gue menghapus peluh di keningnya, air matanya yang mulai mengalir pelan, dan tersenyum menenangkan.

"Aku di sini, kamu gak sendirian, kamu wanita kuat, Kay, sebentar lagi kita akan ketemu anak kita, kamu pasti bisa, Kay," lanjut gue lalu mengecup keningnya, lalu turun untuk mengecup kedua pipinya, dan berakhir untuk mencium bibirnya, dalam dan lama.

Di antara tangisnya, Kayla tersenyum lemah.

"Kamu cantik," kata gue dan Kayla terkekeh pelan.

"Mamanya dedek cantik banget," kata gue lagi di saat membawa Kayla kembali dalam pelukan gue.

Orang tua gue dan Kayla sudah sampai di rumah sakit. Mereka menolak pulang sebelum menggendong cucu mereka, ditambah saat Dokter Gio bilang kalau waktu melahirkan sepertinya akan segera tiba membuat mereka semakin pantang untuk pulang.

Gue menoleh ke arah jam dinding. 22.30.

Kayla sudah kembali merebahkan dirinya di atas tempat tidur setelah sukses melewati gelombang cinta yang datang tiba-tiba.

Terdengar sayup-sayup suara lantunan ayat suci yang berasal dari Ayah. Gue pun turut serta melantunkan ayat suci sambil terus mengusap pelan perut Kayla.

Kayla masih terus berusaha mengatur napasnya agar terus merasa tenang.

Tangannya menggenggam tangan gue yang terus mengusap perutnya.

"Do," panggilnya dan gue langsung menghentikan bacaan gue untuk mendekat ke arahnya.

"Kenapa, Sayang? Kontraksi lagi?" tanya gue dan dia menggeleng pelan.

"Terus kenapa? Haus? Mau minum?"

"Enggak, aku cuma mau bilang makasih," jawabnya.

"Makasih untuk?"

"Nemenin terus, gak kemana-mana, di sini terus," jawabnya lagi dan gue langsung memeluknya.

Kayla melingkarkan lengannya di leher gue dan gue mulai mengusap punggungnya perlahan.

"Kalo aku bisa pindahin rasa sakit yang kamu rasain, aku lakuin, Kay, tapi aku gak bisa. Aku cuma bisa nemenin, anggep aja sebagai cara membagi rasa sakit yang kamu rasakan," balas gue dan sebelum Kayla menjawab, pelukan Kayla menguat seiring dengan dirinya yang mulai meringis kembali.

Hiraeth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang