+1.9

1.9K 284 17
                                    

Donghan menghentikan mobilnya di tempat parkir yang sudah tersedia. Mingyu melepas seatbeltnya lalu keluar begitu saja. Tanpa mengucapkan terima kasih atau apa gitu. Bikin Donghan berdecak sebal.

Sedikit-banyak merasa terganggu dengan keberadaan cowok jangkung itu.

"Bang Donghan, Lian mau permen kapas." Lian meraih tangan Donghan yang bebas. Dia menunjuk tukang harum manis yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Permen kapas aja, ya? Ngga boleh es krim. Lian lagi batuk." gadis kecil itu mengangguk mantap.

Sementara Caca memanjakan matanya dengan melihat interaksi Donghan dan Lian.

Lucu. Donghan yang sering dicap Maung itu perhatian banget sama Lian.

Interaksinya juga udah ngga se-kaku pertama kali Caca liat mereka.

Kalo kayak gini rasanya Caca ngga takut sama Donghan.

"Kak Caca, ayo." Lian menarik tangan Caca.

Akhirnya cewek itu mengikuti langkah kecil Lian.

Bukan cuma Caca, Donghan juga.

Mereka jalan beriringan dengan Lian sebagai penghubung karena gadis itu memegang tangan Caca dan Donghan.

"Ini kita mau duduk di mana?" Mingyu yang sibuk memegangi Dennis yang sudah meronta minta turun--menoleh ke belakang.

Dan dia tidak mendapati Caca, Lian atau Donghan di belakangnya.

"Sialan gue ditinggal," dumalnya sebal.


"Dennis sini! Jangan jauh-jauh mainnya." Mingyu baru aja duduk lalu meneguk minuman kaleng yang dibelinya tadi. Dennis lagi ngejar-ngejar gelembung sabun yang ditiup Lian. Sementara dia duduk di pinggiran buat ngawasin dua anak itu.

Di sampingnya ada Caca sama Donghan yang sama sekali ngga bersuara sejak tadi.

"Diem aja, Ca. Katanya tadi kangen sama Donghan," celetuk Mingyu.

Caca mendelik dan reflek menabok paha Mingyu. "Apaan! Kapan gue ngomong kayak gitu," kilahnya.

Donghan tersenyum samar. Dia sibuk memperhatikan interaksi Caca dengan Mingyu. Bagaimana cewek itu membalas candaan Mingyu dengan santainya. Bagaimana Caca membantah ucapan Mingyu.

Semua itu jarang Caca lakukan ke dia.

Caca lebih sering nurut—atau lebih tepatnya terpaksa karena cewek itu takut sama Donghan.

Donghan tersentak saat mendegar tawa Caca pecah. Dan cewek itu tertawa dengan bebasnya hanya dengan jokes receh dari Mingyu.

Donghan memperhatikan cara Caca tertawa. Manis. Cewek itu tertawa lebar tanpa jaim sedikitpun. Tapi tetap cantik.

Sampai Caca melirik Donghan secara tidak sengaja, dan kedua mata mereka beradu pandang.

Caca ngga tau kalau Donghan lagi liatin dia. Tawanya terhenti seketika. Lalu dia berdehem dengan canggung sambil ngedumel dalam hati 'Ngapain sih Kak Donghan liatin gue gitu."

Perhatian mereka teralih pada Dennis yang berjalan sempoyongan menghampiri mereka dengan membawa bola karet di tangannya. Bocah itu menyerahkan bola di tangannya pada Mingyu. "Mau main bola?" tanya Mingyu. Dennis mengangguk. Kemudian Mingyu berdiri dan menuntun bocah itu ke tengah. Meninggalkan Caca dengan Donghan di sana.

"Ca," pantau Donghan.

Caca menoleh. "Y-ya?" jawab Caca terbata. Bikin Donghan gemes.

Caca kenapa, sih? Dari tadi sikapnya kaku gitu. Donghan kesel. Biasa kan cewek itu cerewet banget. Bahkan sampe harus dibekap dulu mulutnya biar diem. Sekarang gilirang Donghan mau mendekatkan diri, Caca malah kayak gini.

True Colours ✖ Kim Donghan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang