+2.7

1.7K 288 17
                                    













Donghan menghentikan mobilnya di tempat yang terasa asing bagi Caca. Tapi walaupun begitu, Caca masih mengekornya tanpa suara.

Sampai Donghan menghentikan langkahnya, di depan sebuah pusara dengan nama Hana tertera di batu nisannya.

Mata Caca membulat seketika. Dia seperti melihat dirinya sendiri saat melihat foto di dekat nisan itu.

Donghan yang berdiri satu langkah di depannya tampak menunduk dalam, sebelum menengok ke arah Caca.

"Maaf karena gue nggak pernah jelasin ke lo, dan biarin lo salah paham sendiri," katanya.

Caca menahan nafasnya.

Hal ini lebih mengejutkan daripada fakta bahwa Dira menyukai Donghan.

"Hana, dia udah nggak ada," Caca masih diam. Dia menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut Donghan selanjutnya.

"Dan gue udah jadi orang paling brengsek karena gue nyari Hana di diri lo."

Tanpa sadar air mata Caca sudah mengalir begitu saja.

Nafasnya tercekat.

Jadi selama ini, dia cemburu pada orang mati? Selama ini dia menyalahkan orang yang sudah tiada.

"Hana sakit keras. Gue baru tau sehari setelah kematiannya." Donghan mulai bercerita. Caca tau itu berat untuk Donghan.

"Gue mau nebus kesalahan gue ke Hana, lewat lo." Rasanya semakin sakit mendengar cerita Donghan. Dari nada bicaranya saja, Caca sudah bisa melihat betapa Donghan sangat menyayangi Hana.

"Kak Hana pasti seneng karena lo nggak ngelupain dia sampai sekarang," lirih Caca.

Donghan menatap Caca yang tengah mengusap air matanya.

Rasanya ingin sekali dia memeluk Caca, menghapus bekas air matanya, dan menghukum dirinya sendiri karena sudah membuat Caca menitikkan air mata.

Donghan sadar, harusnya dari awal dia tidak melakukan hal itu. Dia menyakiti Caca begitu dalam.

Mereka terdiam. Sama-sama hanyut dalam pikiran masing-masing.

Caca berpikir sekarang semuanya sudah selesai. Semua pertanyaannya sudah terjawab.

Dan Donghan akan menepati janjinya. 

Setelah ini, dia tidak akan mengganggu Caca lagi. 

.

.

.

Sejak hari itu, mereka sama sekali tidak berkomunikasi. Caca mulai berangkat sama Mingyu lagi karena Donghan nggak lagi jemput.

Mereka jarang bertemu di sekolah. Kalaupun bertemu pasti salah satunya menghindar. Paling sering sih Donghan.

Seperti sekarang, mereka berjalan berlawanan arah menuju kantin.

Caca bersama Sohye, Woojin dan Bang Mingyu. Sementara Donghan bersama gerombolannya.

Caca lihat Donghan sudah seperti biasa. Masih diam dan tidak terlalu banyak bicara.

Hanya saja eskpresinya lebih dingin. Membuat ciut siapa saja yang bertatap muka dengannya.

Donghan melenggang begitu saja di depan Caca.

True Colours ✖ Kim Donghan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang