Malam ini, Gista pergi ke rumah Debby yang berada di kompleks perumahan yang sama dengannya. Hanya saja berbeda daerah jalannya saja. Ternyata, rumah Debby memang tak jauh dari rumah kakaknya. Dan, sekarang Gista dan Debby tengah ngobrol di ruang tamu rumah Debby.
Ia memang sengaja pergi setelah magrib tadi, karena ia merasa kesepian di rumahnya. Apalagi, katanya Genta akan pulang larut malam ini. Jadi, ia meminta ijin pada kakaknya itu untuk pergi ke rumah Debby dan bersyukur karena Genta mengizinkan.
"Hahahah ... Hahahah ...." Tawa keduanya pecah, saat mengingat kejadian masa lalu saat keduanya masih SD.
"Abisnya itu si Jojo gendut banget waktu itu, jadi waktu lompat ke kolam renang. Tuh, air dalam kolam langsung ke atas," ujar Gista mengingat kejadian itu, dimana saat itu ada praktek renang saat kelas 5 SD. Dan, satu aksi temannya yang berbadan gemuk menyedot perhatian mereka pada saat itu.
"Haha ... iya bener-bener, sumpah kocak banget si Jojo waktu itu. Gue ketawa-ketawa sampai ngompol di dalam kolam renang tau nggak," kata Debby, jujur.
"Eh, Debby jorok!"
"Abis gue nggak tahan waktu itu, jadi yaudah pipisnya di dalam kolam aja. Nggak ada yang liat ini, heheh ...."
"Jorok, By. Apalagi, saat Gigi ambil nilai praktek itu air kolam nggak sengaja ke minum sama Gigi." Debby menganga mendengarnya, geli membayangkan Gista saat tak sengaja meminum air kolam yang tercampur sedikit air kencingnya.
"Serius, Gi?"
"Serius, iuhh ... Untung Gigi nggak tau waktu itu," jawab Gista yang membuat Debby tertawa mendengarnya.
"Yang pingsan ngapain datang ke sini?" tanya Bara yang tiba-tiba sudah berada di ruang tamu, entah kapan cowok itu datang ke sana. Kedua gadis itu tidak menyadarinya.
Bara duduk di single sofa, lalu memainkan game yang ada di ponselnya. Debby tampak kebingungan dengan ucapan Bara barusan, siapa yang pingsan? Gista?
"Emang kenapa kalau Gigi ke sini? Gigi mau ketemu Debby ini, bukan ketemu Bara."
"Lo pingsan tadi, Gi?" tanya Debby yang dibalas dengan anggukan Gista. "Kenapa? Kok, bisa?"
"Magh Gigi kambuh, lupa kalau seharian tadi Gigi belum makan. Pingsan, deh," jawabnya sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapih.
"Kebiasaan, deh, Lo, makannya makan itu harus yang teratur," omel Debby, membuat Gista meringis.
"Gue kira, tadi lo pingsan gara-gara lo nggak terima karena Lili nerima jadi pacarnya Dino," ujar Bara, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Kenapa Gigi musti nggak terima segala?"
"Ya, siapa tau aja lo suka sama Dino."
"Gigi emang suka sama Dino," ucap Gista tiba-tiba, yang kali ini membuat Bara keluar dari aplikasi game-nya. Dan memperhatikan gadis itu.
"Serius lo suka sama si Dino?"
"Iya, sama Bara juga Gigi suka," ujar Gista membuat Bara berpikir jika akan ada penjelasan lain setelah Gista mengucapkan itu. "Terus Gigi juga suka sama Devan, Alfa, Surya, Dimas, Ervan, Galuh, Heri, Ijal, Lingga, Beni—"
"Semua aja Lo bilang suka," sela Bara, ketika Gista terus menyebutkan satu-persatu teman sekelasnya yang cowok.
"Emang, kalau Gigi nggak suka. Berarti Gigi benci kalian," ujar Gista, membuat Bara memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]
Fiksi RemajaGista Rajani Alveera, namanya. Cewek polos yang nggak pernah pacaran karena takut dicium trus hamil. Cewek yang suka manggut-manggut nggak ngerti kalau di suruh ini-itu, tetapi tetap dilakuin. Cewek yang selalu kepo dengan apa yang diucapkan orang y...