"Lo nggak mau ke kantin, Gi?" tanya Lili saat bel istirahat sudah berbunyi, orang-orang langsung berhamburan keluar dari kelas. Gista malah menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya di atas meja.
"Nggak, Li. Lili aja yang ke kantin, Gigi ngantuk ini," jawabnya sambil memejamkan kedua matanya, ia benar-benar ngantuk. Karena, sudah dua hari ia kurang tidur.
"Tumben lo ngantuk, biasanya juga nggak," ucap Lili penasaran.
"Gigi kurang tidur, Li."
Lili mengangguk mengerti, pantas saja sedari tadi sepanjang pelajaran dimulai Gista menguap terus. "Yaudah, gue ke kantin kalau gitu. Lo tidur aja, nanti gue bangunin kalau udah masuk," ucapnya yang dibalas dengan anggukan Gista.
Lili pun pergi meninggalkan Gista di kelas sendirian, karena memang yang lainnya sudah keluar lebih dulu, termasuk Bara yang diseret ketiga temannya.
Lima menit kemudian, seseorang duduk di sebelah Gista yang masih tidur.
"Nggak ke kantin, Gi?" tanyanya, namun tak mendapatkan jawaban dari Gista. Gadis itu, tampaknya sudah lelap tertidur. "Tidur dia," gumamnya.
Menghela napas panjangnya, ia pun memilih memainkan game kesayangannya di ponsel sambil menunggu Gista yang tertidur.
Semua teman sekelasnya tidak ada yang berada di kelas kalau waktu istirahat, semuanya berpencar ke tempat yang enak untuk menghabiskan waktu istirahat. Dan, kalau ada yang berada di kelas saat waktu istirahat hanya ada dua kemungkinan, belum mengerjakan PR pelajaran selanjutnya atau tidur seperti Gista sekarang. Hampir semua teman sekelasnya, paling tidak betah lama-lama di kelas.
20 menit berlalu, Gista membuka kedua matanya saat kedua telinganya mendengar suara tembak-tembakan. Ia mengubah posisinya menjadi duduk dengan tegak di kursinya, dan saat itu juga Gista kaget saat melihat Bara duduk di sebelahnya. Dan, ya, yang sedari tadi menunggu Gista sambil bermain game adalah Bara.
"Kapan Bara duduk di sini?" tanya Gista yang membuat Bara mem-pause gamenya dan menoleh pada Gista.
"20 menitan."
"Bara."
"Apa?"
"Kenapa yang pacaran harus bayar pajak?" tanya Gista.
"Ngapain tanya itu?" tanya balik Bara.
Gista mendengus sebal, kebiasan Bara jika ditanya malah balik tanya. "Masa tadi Panji, Jono sama Dino minta pajak jadian ke Gigi. Katanya juga mereka akan nagih pajak jadian setiap satu bulan sekali ke Gigi, kalau Gigi nggak ngasih ke mereka. Mereka bakalan sita Bara," jawabnya menjelaskan.
"Terus mereka minta apa?" tanya lagi Bara.
"Minta ditraktir sama, Gigi."
"Terus lo kasih nggak?" Gigi mengangguk sebagai jawaban. "Kenapa lo kasih?"
"Daripada Bara disita sama mereka, yaudah Gigi kasih aja uang jajan Gigi hari ini buat mereka," ucap Gista menjelaskan, bolehkah Bara berpikir jika Gista tak ingin kehilangannya.
"Emang kenapa kalau gue disita sama mereka?"
"Katanya mereka mau lelang Bara sama tante-tante ganjen, ya, Gigi nggak terima lah. Masa pacar Gigi dilelang, emang Bara cowok apaan? Gigi juga nggak mau kali, ngelepasin Bara gitu aja. Gigi udah nunggu Bara dua tahun, masa dibiarin gitu aja buat dilelang," jawab Gista nyeroscos tanpa sadar apa saja yang baru saja dikatakannya.
Dan, wait ...
Kening Bara menyerinyit saat mendengar kata 'Gigi udah nunggu Bara dua tahun' maksudnya apa? Menunggu Bara selama dua tahun? Menunggu maksud Gista itu apa? Apakah selama dua tahun ini Gista menyukainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]
Fiksi RemajaGista Rajani Alveera, namanya. Cewek polos yang nggak pernah pacaran karena takut dicium trus hamil. Cewek yang suka manggut-manggut nggak ngerti kalau di suruh ini-itu, tetapi tetap dilakuin. Cewek yang selalu kepo dengan apa yang diucapkan orang y...