21. Curhat bersama Mr. Dante

1.4K 164 10
                                    

Hiks ... Hiks ... Hiks ...

Itu adalah suara tangisan Gista, sudah sepuluh menit lamanya Gadis itu menangis. Dan, penyebabnya karena tadi Gista menabrak tiang ring basket saat tak bisa mengendalikan sepatu rodanya untuk berhenti. Dahi Gista sedikit benjol, karena nabrak tiang itu. Dan double sialnya itu, adalah ketika Gista jatuh setelah kejedot tiang.

Tadi Bara terlambat untuk menolongnya, hingga akhirnya kejadian menyakitkan itu harus terjadi pada Gista.

Sekarang, mereka masih berada di lapangan basket. Duduk di pinggir lapangan, karena Gista terus saja menangis. Gara-gara jatuh tadi, Gista tak ingin lagi belajar menggunakan sepatu roda. Bahkan, setelah jatuh tadi. Gista melepaskan sepatu rodanya dan melemparnya begitu saja. Padahal, itu sepatu roda kesayangan milik Bara.

"Udah dong, Gi. Berhenti nangisnya," bujuk Bara untuk yang kesekian kalinya.

"Sakit tau, lihat ini dahi Gigi jadi benjol," ujar Gista masih dengan isak tangisnya.

"Iya gue tau, tapi kalau lo nangis nanti malah tambah sakit."

"Semuanya gara-gara, Bara. Kalau aja Bara tadi ngikutin Gigi dari belakang, mungkin Gigi nggak bakalan sampai nabrak tiang," gerutu Gista kesal, ia masih tak terima dengan kejadian jatuh tadi.

"Iya, iya gue minta maaf."

"Dasar tukang boong, Bara. Katanya sebelum Gigi jatuh Bara bakalan tolongin Gigi duluan, tapi mana? Gigi udah jatuh duluan baru ditolongin," omel Gista.

"Maaf, Gi. Tadi gue liat lo bisa sendiri tanpa gue ikutin dari belakang. Jadi, gue cuma perhatiin Lo aja tadi," ucap Bara, ia merasa bersalah karena seharusnya tadi ia mengikuti Gista dari belakang seperti apa yang dikatakannya tadi. Tetapi, ia malah diam saja.

"Bisa dari mananya? Tadi aja Bara ledek Gigi, kalau Gigi bakalan kalah sama keong karena lambat banget cuma pakai sepatu roda doang," balas Gista, membuat Bara heran apa segitu kesalnya Gista padanya?

"Iya, Gi. Gue tau gue salah, gue minta maaf."

"Maaf Bara nggak bisa bikin dahi benjol Gigi jadi semula. Gigi mau pulang," ujarnya, sambil bangkit dari duduknya. Lalu, meninggalkan Bara begitu saja.

"Lah, Gi. Tunggu!" Ucap Bara, ia ikut bangkit. Lalu, mengambil sepasang sepatu roda yang tadi di lempar Gista. Baru setelah itu, ia mengejar Gista yang pergi meninggalkannya.

---

Bara melempar ponselnya asal ke sofa, setelah ia berusaha menghubungi Gista. Tetapi, tak bisa dan Bara baru ingat jika ponsel Gista rusak. Membuat Gadis itu, tak bisa di hubungi entah itu lewat nomor telponnya atau sosial medianya.

Kalau saja masalah tadi sudah selesai, mungkin sekarang Bara tak akan segelisah ini saat Gista tak bisa di hubungi. Tapi, masalahnya masalah tadi belum juga selesai. Gista benar-benar marah padanya, bahkan tadi saat Bara menyusulnya sambil meminta maaf pada Gista. Gadis itu, tak berbicara sepatah katapun. Gista terus saja mendiamkannya selama di perjalanan, sampai saat tiba di rumahnya pun. Gista tidak bicara apa-apa pada, Bara.

Bara tak tahu jika akhirnya akan seperti itu, tadi ia memang salah. Ia tidak menepati ucapannya, saat ia akan menjaga Gista dari belakang. Tetapi, dirinya hanya diam sambil memperhatikan Gista saja. Sampai akhirnya Gista jatuh, ia terlambat untuk menolongnya. Padahal, sebelumnya ia berkata bahwa sebelum Gista jatuh ia akan menolongnya lebih dulu. Tetapi, kenyataannya sungguh berbalik dengan apa yang diucapkannya.

"Kemarin anak ayam tetangga mati lho, Bar. Karena ngelamun," ucap seseorang membuat Bara mengalihkan pandangannya. Yang barusan berucap adalah papanya, Dante.

Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang