Do you know, if i liked you from the past until now, Rajani.
-Raja-
Air mata Gista kembali menetes, sudah beberapa kali ia membaca kalimat itu dan ia tidak bisa menahan tangisnya. Kenapa baru kali ini ia mengetahui jika Bara mencintainya dari dulu, ia tak pernah tahu jika Bara segitunya mencintainya. Sampai-sampai, Bara mengikutinya ke mana saja sejak dulu. Terbukti, pada foto-foto yang ia temukan di kamar Bara. Foto-foto dirinya yang dimiliki Bara, tetapi tidak dimiliki olehnya ataupun Keluarganya.
Rajani dan Raja, ia jelas tahu dua nama itu. Rajani adalah dirinya sendiri dan Raja adalah Bara, kedua nama itu diambil dari nama tengah mereka.
Yang semakin membuat dada Gista sakit adalah, kenapa ia baru sadar sekarang jika Bara adalah Raja yang ia kenalnya dulu, kenapa baru sekarang ia mengetahui semuanya, dan kenapa saat ia tahu semuanya hubungan antara dirinya dan Bara sudah berakhir?
"Kenapa jadi kayak gini, Bara? Kenapa Bara nggak pernah bilang sama, Gigi?" gumam Gista, masih sambil menatap kertas yang ia ambil tadi di kamar Bara.
"Dan, kenapa Bara nggak pernah bilang jika Bara itu adalah Raja. Raja yang selama ini Gigi kenal," ucap Gista, saat itu juga ia teringat kenangan saat ia berkenalan dengan bocah kecil bernama Raja.
Flashback On
Seorang gadis kecil yang berumur 4 tahun, tengah berdiri sendiri sambil terisak di depan kelas barunya.
Hari ini adalah hari pertama gadis itu masuk sekolah, kedua orang tuanya sudah mendaftarkan dirinya ke salah satu PAUD yang tidak jauh dari rumahnya.
Tetapi, gadis itu malah nangis di hari pertama sekolah. Karena, sang bunda harus pergi bekerja. Jadi, ia hanya di antar saja sampai depan kelasnya tidak sampai ditunggu sampai jam sekolahnya selesai oleh bundanya.
Dan, yang membuat gadis kecil itu menangis karena ia sendirian di sana, tak ada seorangpun yang dikenalnya. Ia takut sendirian di sana.
"Teman-teman, lihat di sini ada yang nangis," seru seorang bocah laki-laki yang sebaya dengannya. Membuat satu-persatu anak paud yang lainnya berlarian ke arahnya.
"Uuuhhh ... Kamu cengeng sekali," ejek salah satu dari mereka, yang membuat gadis itu semakin terisak.
"Jelek sekali kamu, udah jelek nangis lagi. Tambah jelek kamu."
"Jelek-jelek, jelek-jelek!"
"Jangan ada yang mau jadi temen dia, dia itu jelek. Cengeng lagi."
"Heh, kalian ngapain kumpul di sini? Pergi-pergi!" usir seorang bocah yang baru saja datang dan melihat ada kerumunan.
"Hei, liat. Si jelek lagi nangis, kamu jangan mau temenan sama dia, ya." ucap salah satu dari mereka.
"Kenapa kamu bilang begitu? Itu nggak baik, kita itu juga harus temenan sama siapa aja. Jangan pilih-pilih teman," ujar bocah laki-laki itu tak suka mendengarnya.
"Tapi, kita nggak mau temenan sama dia. Iya, kan, teman-teman," balasnya.
"Iya!" seru teman yang lainnya serentak.
"Yaudah, kalau kalian nggak mau temenan sama dia. Tapi, jangan ejek dia lagi. Kalau kalian ejek dia, nanti aku bakalan laporin kalian ke Bu Guru!" ancam bocah itu, yang membuat mereka takut saat mendengarnya.
"Sana kalian masuk ke kelas, jangan ganggu dia lagi. Atau mau aku laporin sekarang juga." Tanpa berbicara apa-apa lagi, bocah kecil berjumlah 3 orang itu berlarian masuk ke kelas sebelum mereka di laporkan pada Guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]
Fiksi RemajaGista Rajani Alveera, namanya. Cewek polos yang nggak pernah pacaran karena takut dicium trus hamil. Cewek yang suka manggut-manggut nggak ngerti kalau di suruh ini-itu, tetapi tetap dilakuin. Cewek yang selalu kepo dengan apa yang diucapkan orang y...