Hari ketiga pelaksanaan PORBAS, diisi dengan lomba Badminton Putra-putri, Futsal Putra-putri, baca puisi dan menyanyi. Untuk yang baca puisi dan menyanyi akan tampil di atas panggung. Setelah selama 3 jam, diisi dengan lomba baca puisi. Sekarang, panggung itu dipakai untuk yang lomba menyanyi.
Setiap peserta sudah duduk di kursi paling depan, di belakang meja juri-juri yang akan menilai penampilan mereka saat menyanyi nanti.
Suara tepuk tangan riuh menggema di ruangan yang dijadikan tempat pelaksanaan lomba.
Bara yang menjadi penonton hanya diam saja, toh, ia hanya nonton. Ia sudah bosan jadi penonton, yang sedari tadi ke sana-ke mari hanya untuk melihat setiap perlombaan. Tahun ini ia benar-benar tidak mendaftarkan diri untuk ikut lomba, ia hanya akan menjadi penonton saja. Tidak seperti tahun kemarin, ia sibuk ikut perlombaan ini-itu sampai menguras tenaganya.
"Bar, Bara!" panggil seseorang yang membuat Bara mengalihkan pandangannya ke sumber suara.
Bara menautkan sebelah alisnya saat melihat Surya yang menghampirinya dengan raut wajah bingung. Entah apa yang membuat temannya itu bingung?
"Ya, ampun, Bara. Gue cari lo ke mana-mana ternyata lo nyempil di sini jadi penonton," ujar Surya yang membuat Bara heran, untuk apa Surya mencarinya?
"Ngapain nyari gue?" tanya Bara.
"Bantuin kelas kita," jawabnya.
"Maksudnya?"
"Nomor urut lomba nyanyi perwakilan kelas kita no 7, Bar. Yang harusnya nyanyi itu si Arin sama si Lingga, tapi si Lingga nggak bisa ikut lomba nyanyi sekarang karena bentrok dengan tanding futsal. Lo tolong gantiin Lingga, ya, buat lomba nyanyi," jelas Surya menceritakan apa tujuannya saat mencari Bara.
"Kenapa harus gue? Yang lain, kan, bisa, jadi yang lain aja. Lo suruh si Jono aja, tuh, yang biasanya nyanyi di kelas," ujar Bara.
"Yaelah, Bar. Si Jono kagak ada di sekolah, dia latihan basket di luar sama tim kita buat 2 hari lagi lomba. Ayolah, Bar. Kali ini aja, cuma nyanyi aja, kok. Lagian lo juga nggak sendiri, kok, di atas panggung. Tapi lo berdua," bujuk Surya, ia tak akan berhenti membujuk Bara sampai dia mau. Karena, waktunya sangat mepet untuk mencari teman sekelasnya yang bisa menggantikan Lingga untuk nyanyi. Sekarang sudah masuk peserta nomor 6, sedangkan perwakilan kelasnya nomor 7. Hanya sebentar lagi, dan Surya sangat tahu jika suara Bara sangat bagus.
Meskipun Bara jarang menyanyi, tapi ia pernah mendengar Bara satu kali nyanyi saat mereka main ToD dan Bara ditantang untuk menyanyi.
"Ayolah, Bar. Ini demi harga diri kelas kita, kalau kelas kita nggak ada yang maju bisa di diskualifikasi. Sayang juga uang pendaftarannya, masa kita bayar uang pendaftaran tapi waktu tampil nggak ada yang maju. Ayolah, Bar. Lo mau, ya, bantu kelas kita. Cuma lo harapan gue satu-satunya sekarang buat maju ke atas panggung, please ..." desak Surya yang kini menunjukkan wajah memelasnya.
"Gue nggak bisa, Surya."
"Peserta selanjutnya nomor urut 7, perwakilan dari kelas 11 IPA-3 silahkan naik ke atas panggung." Suara MC di atas panggung membuat Surya kalang kabut, apalagi Bara belum bisa ia bujuk.
"Bar cepetan Bar, kali ini aja. Itu perwakilan kelas kita udah disebut, belum ada yang naik juga," ujar Surya, semakin gelisah. Tadi ia sudah susah-susah membujuk satu orang teman perempuannya agar mau menggantikan Arin yang tidak bisa menyanyi karena sakit dan tidak masuk sekolah. Ya, Arin juga tidak bisa nyanyi karena sakit. Untuk itu, tadi Surya berputar-putar mengelilingi sekolahnya mencari keberadaan teman-temannya yang berpencar.
Setelah berhasil membujuk satu teman untuk menggantikan Arin, sekarang Surya datang pada Bara agar mau menggantikan Lingga. Dan, berharap Bara bisa dibujuk juga. Sekarang, waktunya sudah mepet sekali. Perwakilan kelas mereka sudah di panggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]
Fiksi RemajaGista Rajani Alveera, namanya. Cewek polos yang nggak pernah pacaran karena takut dicium trus hamil. Cewek yang suka manggut-manggut nggak ngerti kalau di suruh ini-itu, tetapi tetap dilakuin. Cewek yang selalu kepo dengan apa yang diucapkan orang y...