Gista duduk termenung di pinggir lapangan, kali ini ia tengah nonton pertandingan basket yang di laksanakan hari ini. Sepanjang pertandingan itu dimulai, Gista sama sekali tidak menikmati pertandingan itu.
Sudah beberapa kali ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan basket itu, tetapi ia tidak menemukan seseorang yang sejak tadi dicarinya. Padahal, ini sudah tim ke 4 yang bertanding, tapi sosok Bara tak ia temukan di mana pun. Ya, sedari tadi Gista tengah mencari keberadaan Bara.
Setelah selesai mengikuti lomba menyanyi dua hari yang lalu, Gista tak bertemu lagi dengan Bara. Kemarin pun, Bara tidak masuk sekolah. Gista tak tahu alasan Bara tidak masuk sekolah karena apa.
Gista menghela napasnya gusar, ada yang berbeda antaranya dengan Bara beberapa hari ini. Gista merasa hampa, beberapa hari berusaha untuk menjauh dari Bara. Padahal, bukan itu yang diinginkannya. Nyatanya ia tak bisa jauh dari, Bara. Tetapi, Gista terpaksa harus melakukan itu.
Jika boleh jujur, sekarang Gista merindukan Bara. Ia sangat merindukan cowok menyebalkan itu, ia juga merasa bersalah selama beberapa hari ini. Ia sudah bersikap aneh, yang membuat Bara berubah. Gista tak melihat semangat sedikitpun dari, Bara. Apalagi, saat Gista bilang putus beberapa hari yang lalu. Dan, sebenarnya Gista memiliki alasan kenapa ia bersikap aneh pada Bara sampai ia memutuskan Bara begitu saja. Ia memiliki alasan untuk semuanya.
"Lima hari lagi, Gi. Hanya lima hari lagi, dan semuanya akan baik-baik aja," batin Gista.
---
Dengan gontai, Bara berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Seperti hari-hari sebelumnya, Bara tidak ada semangat-semangatnya. Hari ini adalah hari terakhir PORBAS, yang diisi dengan lomba dance dan karate. Sedangkan untuk, lomba yang lainnya sudah selesai di laksanakan selama 9 hari ini. Bahkan, panitia sudah menemukan pemenangnya di setiap lomba.Selama 6 hari ini juga, Bara tidak masuk sekolah. Karena, ia ada urusan. Untungnya saja di sekolah tidak lagi belajar efektif, jadi ia tidak perlu khawatir karena ketinggalan pelajaran. Hanya saja, ia melewati berberapa perlombaan saat masa PORBAS di laksanakan. Ia hanya sekolah sampai perlombaan menyanyi saja, besoknya ia tidak masuk sekolah. Dan, baru hari ini ia masuk sekolah lagi.
Tapi, itu tidak masalah. Karena, selama pelaksanaan lomba, Bara tidak menikmatinya sama sekali. Rasanya semua lomba terasa hambar menurutnya, apalagi hanya jadi penonton saja.
Karena tidak mood untuk menjadi penonton lagi diperlombaan dance dan karate, jadi Bara berniat untuk diam saja di kelas. Itu lebih baik, karena sekarang ia butuh ketenangan. Lagi pula, sekarang pasti kelasnya sepi. Karena, teman-temannya berpencar untuk nonton perlombaan.
Setibanya di depan kelas, Bara langsung membuka pintu dan masuk ke kelasnya. Baru dua langkah ia masuk ke kelasnya, tiba-tiba ia dikagetkan oleh ...
Dorr ...
"SURPRISE!!!" teriak teman-teman sekelasnya yang baru saja mengagetinya.
"Happy birthday to you, Happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you ..." Nyanyi semua teman-teman sekelas Bara, semuanya menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya.
Tak ada ekspresi lain lagi dari Bara, selain wajahnya yang datar melihat satu-persatu teman-temannya yang begitu kompak bernyanyi selamat ulang tahun untuknya. Ia juga melihat Gista di sana, gadis itu yang paling depan sambil membawa kue ulang tahun dengan lilin angka 18 yang menyala di atasnya. Bara melihat gadis itu menatapnya sambil tersenyum. Senyuman yang sudah beberapa hari ini tak ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]
Ficção AdolescenteGista Rajani Alveera, namanya. Cewek polos yang nggak pernah pacaran karena takut dicium trus hamil. Cewek yang suka manggut-manggut nggak ngerti kalau di suruh ini-itu, tetapi tetap dilakuin. Cewek yang selalu kepo dengan apa yang diucapkan orang y...