2. Gara-gara kegaduhan di depan kelas

6.9K 493 59
                                    

Dengan hati-hati, Gista memarkirkan motor matic-nya di parkiran sekolah yang sudah cukup banyak berbagai motor yang terparkir di sana. Pagi ini ia bisa menggunakan motornya kembali. Karena kemarin motornya di antar langsung ke rumahnya, seperti yang dikatakan Bara sebelumnya. Montir bengkel kenalan Bara, benar-benar mengantar motor ke rumahnya.

Gista pun turun dari motornya, tanpa melepaskan helmnya lebih dulu. Ia selalu membawa helmnya ke kelas, daripada disimpan di motornya, takut ada orang iseng yang mengambil helmnya.

Ia pun berjalan menuju kelasnya, masih dengan memakai helmnya. Orang-orang yang melihatnya sebenarnya sudah tidak aneh lagi, karena hampir setiap hari Gista seperti itu. Tetapi, tetap saja mereka tak bisa menahan tawanya jika melihat Gista yang berjalan dari parkiran menuju kelasnya memakai helm.

"Sialan lo, nggak tau malu banget. Dasar pagar makan tanaman."

"Enak aja lo, kalau gagal move on bilang dong. Bukan ngatain gue pagar makan tanaman segala."

"Halah, lo itu pemanor tau nggak! Penghianat lo! Selama ini lo anggap gue apa, huh? Gue udah baik sama lo, tapi lo malah rusak kepercayaan gue."

"Lo sama dia udah nggak ada apa-apa, ya, terus apa salahnya kalau gue jadi pacarnya dia?"

"Bangke lo!"

Gista membulatkan kedua matanya saat melihat dua teman sekelasnya bertengkar di depan kelas, mereka saling mengatai dan saling dorong-dorongan, terus jambak-jambakan. Orang-orang yang melihat mereka bukannya memisahkan, malah membuat video acara pertengkaran itu.

"Kalau ketahuan guru BK bahaya, nih. Bisa tercoreng nama kelas Gigi," ujarnya, lalu berlari dengan cepat menghampiri kerumunan yang menonton aksi pertengkaran itu untuk memisahkan kedua temannya.

"Eh, udah, udah ... kalian berdua kenapa berantem?" tanya Gista, namun tak didengar oleh dua pelaku yang bertengkar itu.

Keduanya malah saling mendorong Gista, saat kini Gista berada di tengah-tengah mereka. Dan, menjadi oper-operan kedua teman sekelasnya itu.

"Lo yang bangke, tai!"

"Dasar monyet, lo!"

"Put, udah Put. Malu diliatin banyak orang," kata Gista berusaha memisahkan dua orang itu.

"Diam, Gi. Jangan ikut campur, itu cewek udah rebut mantan gue. Padahal, gue itu sahabatnya dia selama ini. Tapi, dia tetep aja rebut mantan gue," kesal Puput masih dengan berusaha ingin menjambak Nimas.

"Dia, kan, udah mantan Lo, apa salahnya kalau sekarang gue jadi pacarnya? Toh, dia udah nggak suka lagi sama, lo," balas Nimas tak terima disebut sebagai pemanor (Perebut Mantan Orang).

"Dia putusin gue gara-gara lo, bangke!"

"Enak aja gara-gara gue, gue pacaran sama dia setelah Lo putus sama dia, ya."

"Kayak nggak ada cowok lain aja lo pacaran sama mantan gue."

"Lo juga, kayak nggak ada cowok lain aja masih pikirin mantan!"

"Nantangin gue, ya, lo!"

"Lo yang nantangin gue duluan, dipikir gue takut? Kagak!"

Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang