"Umur Kak Gigi sekarang berapa?" tanya Duta—Adik Bara dan Debby—kali ini Gista sudah berada di rumah Bara. Mereka tengah asyik ngobrol sambil sesekali tertawa bersama saat perhatian mereka tertuju pada televisi. Hanya Gista, Debby dan Dito saja yang asyik ngobrol sambil bercanda, sedangkan Bara malah asyik bermain game di ponselnya.
"Emm ... 16 tahun," jawab Gista.
"Kak Gigi 16 tahun, Duta 6 tahun. Kak Gigi mau nggak nunggu selama 10 tahun," ucap Duta yang membuat dahi Gista menyerinyit, begitu juga dengan Debby dan Bara yang mendengarnya.
"Nunggu 10 tahun buat apa, Duta?" tanya Gista heran.
"Buat jadi pacar, Duta," jawab anak berumur 6 tahun itu, membuat Gista melongo dan membuat Debby tertawa dibuatnya. Sedangkan, Bara ...
Bukk
"Aduh ... Bar-Bar," ucap Duta kesal pada Bara yang tiba-tiba melempar bantal sofa kepadanya dan mengenai kepalanya.
"Gista nggak mau sama brondong kayak lo bocah. Nggak usah ngarep 10 tahun lagi lo bisa pacaran sama, Gista," ujar Bara yang kini kembali fokus pada game di ponselnya.
"Kenapa nggak mau? Duta pasti ganteng, kok, bahkan lebih ganteng dari Bar-Bar," ucap Duta dengan sangat percaya diri.
"Masih kecil kamu, Dek. Tau apa tentang pacaran?" tanya Debby.
"Ya, gitu, kayak Kak Debby yang suka di anterin pulang sama cowok, suka dikasih bunga, cokelat sama boneka kalau hari jadi, pelukan sama cowok, ciu—" Duta tak menyelesaikan ucapannya, saat Debby tiba-tiba membekap mulutnya.
"Parah lo, Deb. Pacaran di depan bocah kepo yang kadang mulutnya pengen dicocolin cabe kalau lagi lemes, nih, bocah otaknya susah dicuci. Mana panjang ingatan lagi dia, nggak gampang lupa. Awas aja kalau udah gede kelakuannya minus," ujar Bara yang membuat Debby ingin menjewer adiknya itu, kalau tidak sayang.
"Ish, gue nggak pacaran di depan Duta, Bar. Dianya aja, yang entah gimana tiba-tiba tau semuanya," balas Debby membela diri.
"Orang kelihatan sama, Duta. Ya, mau gimana lagi? Dan, pokoknya Kak Gigi tunggu Duta, ya, 10 tahun lagi. Bar-Bar jangan rebut Kak Gigi dari, Duta," ujar Duta, membuat Bara kesal setiap kali adiknya itu memanggil dirinya dengan sebutan 'Bar-Bar'.
"Lihat aja nanti, sepuluh tahun kemudian Gista bakalan sama siapa."
"Ngapain, sih, pada bahas itu? Gigi rada nggak paham tau nggak," ucap si gadis polos bernama Gista itu.
"Tuh, Gista aja nggak tau, lo yang masih bocah jangan, sok, tau. Mending lo bikinin gue mie rebus, gue laper, Dut."
"Kenapa jadi bikinin Bar-Bar mie? Nggak nyambung!"
"Lebih nggak nyambung lagi kalau lo ngobrol sama Gista, ayo dong, Dut. Bikinin gue mie, pengen makan. Mak lo belum masak, malah pergi pacaran sama babeh lo," ujar Bara.
"Mak dan babeh Duta itu, berarti mak dan babeh Bar-Bar juga," balas Duta.
"Udah biar gue aja yang bikin mie, adu mulut mulu lo berdua. Gi, mau mie juga nggak?" tawar Debby.
"Boleh, By. Sama Gigi aja, yuk, masaknya," ucap Gista.
"Nggak usah, gue sama Duta aja. Lo tunggu di sini aja, ya," ujar Debby, yang mau tak mau dibalas dengan anggukan Gista.
Debby pun bangkit dari duduknya, sambil menarik Duta yang sebenarnya tak ingin ikut ke dapur. Tetapi, Debby terus saja menariknya.
Sepeninggalan Debby dan Duta yang pergi ke dapur untuk memasak mie, Gista memilih melanjutkan menonton TV sambil menunggu. Sedangkan Bara kembali asyik dengan game di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinyal 2G Gista ✓ [Belum Revisi]
Fiksi RemajaGista Rajani Alveera, namanya. Cewek polos yang nggak pernah pacaran karena takut dicium trus hamil. Cewek yang suka manggut-manggut nggak ngerti kalau di suruh ini-itu, tetapi tetap dilakuin. Cewek yang selalu kepo dengan apa yang diucapkan orang y...