Gelap.
Semua terasa gelap.
Dingin.
Kulitnya mati rasa.
Sakit.
Luka yang menyayat tubuhnya perih.
Malam tanpa belas kasih terasa di satu ruangan yang penuh dengan benda pecah. Kelambu jendela robek hingga selembar kain dengan kualitas bagus itu menjuntai dengan ujung yang berantakan. Di ruangan luas itu hanya ada penerangan dari cahaya rembulan menerobos jendela.
Wanita dengan rambut pucat pirangnya menutupi wajah. Dia hanya bisa melipat kedua kakinya dan menelusupkan wajahnya di kedua celah lutut. Tubuhnya terus saja bergetar tanpa henti. Di bawah kakinya, terdapat noda merah di lantai putihnya mengikuti arah telapak kakinya yang terluka.
Teriakan dari suaminya di ruang sebelah, membuatnya semakin ketakutan dan tak berani hanya untuk mengangkat wajahnya. Wanita itu semakin takut hanya mendengar suara dari suaminya.
Tak lama, Wanita itu dapat merasakan langkah berat semakin mendekatinya dan semakin dekat. Wanita pemilik rambut pale blonde itu hanya semakin meringsut ke sudut ruangan dengan gemetaran yang kian hebat.
Dan pemilik langkah itu sudah berjarak kurang lebih dua meter dari Wanita yang meringkuk tersebut. Tubuh tinggi pria itu menunduk dan kini ia bersimpuh di depan Wanita itu.
"Halo, Ms. Dove Clayton. Aku adalah Kepala Inspektur Kepolisian Austin, Hyun In Seo. Aku datang untuk menyelamatkan kau." suara pemilik langkah tadi terdengar sangat berat dan rendah. Wanita bernama Dove tersebut kini menengadahkan wajahnya.
Ia hanya dapat melihat separuh dari wajah Pria itu. Ia memiliki kulit putih dan rahang yang tegas.
Menyelamatkannya? Apakah itu benar?
Apakah ia memiliki hak hanya untuk bernapas walau seperti seberkas cahaya redup dari rembulan?
Dove menengadahkan wajahnya semakin tinggi, ia akhirnya melihat mata pemilik suara rendah itu. Mata yang sangat jernih namun sekelam malam, dan mata yang tajam itu memancarkan aura yang tak terbantahkan, namun lembut.
Pria dengan wajah Asia itu mengulurkan tangannya yang terbalut sapu tangan hitam yang tebal. Pria dengan serba hitam itu menatap lurus ke arah Dove yang memiliki wajah yang tirus dan putih namun tak semulus warna kulitnya.
Luka lebam dimana-mana dan bekas sayatan ringan dan dalam menghiasi wajah pucatnya. Beberapa luka yang terlihat kulitnya terkelupas di bagian pundaknya karena ia hanya mengenakan gaun one piece yang ternodai darah.
"Raih tanganku, Ms. Dove. Aku berjanji, kau tidak akan tersakiti." kata Pria itu dengan lugas.
"Kau berhak mendapatkan kebebasanmu. Aku mempertaruhkan apa yang kuucapkan, sampai kau benar-benar tahu apa itu kebahagiaan yang akan menantimu."
Dove menatap lamat-lamat apa yang Pria itu katakan. Dove dapat merasakan jika ia dapat melihat keteguhan dan keyakinan yang kuat hanya dari apa yang Pria itu katakan. Dengan keyakinan entah darimana, Dove meraih tangan tersebut.
Dan Dove tak pernah menyadarinya, bahwa kebahagiaan serta kebebasan yang Pria itu maksud memang tak pernah menjauhinya.
==============😊=============
Halo bagi kalian para pembaca baru maupun lama.
saia mocca latte, salam kenal 😘💓
cerita kedua saia setelah "Jackson's doll"
Jika cerita sebelumnya menceritakan couple elandyra, di sini kalian akan mendapatkan petualangan kisah berdarah dan penuh cinta dari our police and beloved blonde girl 💓💓
kalian klik cerita ini, tambahkan ke perpus kalian, dan nantikan perjalanan Salvager dari awal!
Plagiat, don't ever step your little finger in here 😊
T I M E L I N E :
Start : Minggu, 1 Juli 2018
END : ?
💓
Stay tune my lovely readers!
KAMU SEDANG MEMBACA
Salvager ( END )
RomanceTampan, sukses, dan genius dari Asia, itulah sebutan pemilik nama Hyun In Seo. Pria dengan darah asli negara Korea itu merintis kesuksesannya di dunia kepolisian Texas. Hanya dengan kurun waktu yang singkat, ia dapat menduduki posisi tertinggi di s...