PART 49 - THE LONGEST DREAM ( END )

1.6K 163 24
                                    

️⚠️ Warning Caution : May Not Your Truly Expectation, babe 🙊 ⚠️

"I'm sorry."

.

.

.

Paul menempatkan kakinya yang beralaskan pantofel setinggi lima senti meter itu, tepat di atas kepala Seo. Seo yang hanya bisa terlentang pasrah karena luka di sekujur tubuhnya, menerima pijakan Paul.

Seo sesekali terbatuk hingga mengeluarkan darah. Perut Seo mengucur darah segar yang berlomba-lomba keluar. Bahkan luka baru yang Paul ciptakan kembali untuknya, terasa lebih menyakitkan. Rasa sakit yang membuat perut berototnya mati rasa dan Seo berada diambang kesadaran finalnya.

Paul menghirup udara di sekitarnya dengan rakus. Paul menghembuskannya dengan lega dan wajahnya berseri-seri. "Kau tidak tahu, berapa lama aku memimpikan hal ini terjadi."

Paul melihat arah bawahnya, melihat Seo yang terengah-engah. "Merasakan sepatuku menginjak wajahmu. Dan juga," kaki Paul yang berada di kepala Seo kini bergeser ke atas perut Seo.

Seo hanya membelakkan matanya tanpa mampu mengeluarkan verbal dengan baik. Dan benar saja dugaannya. Paul dengan kejamnya, menghentakkan kakinya tepat di luka tusukan Seo yang mengaga itu.

"Arrrg!!!" Seo kembali berteriak kesakitan yang teramat sangat.

Benar-benar pemandangan yang memilukan.

Paul menyernyitkan dahinya tak suka, "Apa aku terlalu keras? Aku tidak ingin kau mati dulu. Harus salah satu atau dua organ tubuhmu yang keluar dari lubang perutmu itu, baru kau boleh mati."

Seo menoleh ke Paul dengan sekuat tenaganya yang ada. Seo menyeringai lemah. Damn, hanya menarik sudut bibirnya saja sangat membutuhkan usaha yang ekstra. Setiap tarikan otot, reaksi sakitnya sampai menjalar di seluruh tubuhnya.

"Aku... tidak selemah... yang kau kira, brengsek."

Paul tergelak secara tiba-tiba. "Uwah, julukan terminator memang cocok untukmu."

Paul kembali menempatkan kakinya tepat sisi wajah Seo yang menyamping. "Bodohnya kau melempar dirimu sendiri ke monster sepertiku. Lebih baik kau mengabaikan laporan dari anak buahmu dulu. Kau tidak perlu campur tangan ke hidupku dan wanitaku. Mungkin saja, kau sekarang hidup bahagia tanpa bahaya seperti..."

"ini,"

Paul menggesekkan kakinya semakin menekan wajah Seo hingga Seo dapat mendengar suara retak dari tulang tengkoraknya.

Seo tertawa tanpa suara, "Kau... salah,"

"Apa?"

Seo berusaha mengarahkan kepalanya dengan sekuat tenaga guna melihat Paul walau hanya dari ekor matanya. "Justru kalau dulu... aku mengabaikan... kasusmu... aku akan lebih menderita karena tak pernah bertemu Dove."

Bagai diterpa hujan panah menghunus hatinya, Paul menggertakkan giginya. Hatinya benar-benar tak kuasa menahan amarah yang menguasainya. Perasaan dominan depresinya kini semakin menjadi.

Akhirnya, Seo kembali mengenal sosok yang baru saja tertukar ini.

"Beraninya kau!"

"Kau sudah mengotorinya! Jika saja kau tak muncul, aku dan dia hidup bahagia! Dove mencintaiku dan hanya akan seperti it..."

"Kau salah!!" ucapan Paul terpotong karena Seo tiba-tiba menaikkan suaranya.

Seo menatap Paul. Tatapan itu sangat terasa tajam dan cukup membuat Paul bergedik sejenak.

Salvager ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang