Playlist : xan griffin ft emilia ali - cancer
happy reading~
============:)===========
Matahari pada siang hari tak melunturkan Seo untuk istirahat. Seo memindahkan pandangannya dari lembaran yang ia pegang ke seseorang di depannya. Seo hanya bisa memandang manusia dengan nyawa setengah di depannya tanpa bergerak sedikitpun.
Satu ruang itu hanyalah suara hembusan napas mereka berdua dan juga dada wanita itu naik turun karena laju napasnya. Saking sepinya.
"Kau ingin sesuatu?" ucap Seo dengan nada kaku.
Wanita itu, Dove, hanya bisa mengangkat pandangannya tapi tak sepenuhnya kepalanya menatap Seo.
Tatapan mata yang susah dibaca itu membuat Seo mengingat selalu jika di depannya adalah wanita. Jika bukan, mungkin Seo akan melepaskan kata-kata kejamnya yang sangat susah ia kontrol itu. Tapi toh sebelumnya, ia sudah melepaskan kata-kata pedas andalannya.
Seo sedikit merasa salah karena menghakimi Dove secara sepihak. Jadi kini Seo akan mencoba menahan dirinya sendiri. Semoga saja bisa.
Kini Seo duduk di ruang tamunya dengan Dove. Sudah sejak seminggu dari hari dimana Paul di penjara dan juga Dove di rumah Seo. Seminggu berubah drastis untuk Seo sendiri. Dia sedikit kurang nyaman karena belum terbiasa karena adanya manusia selain dia di kediamannya.
Jika sebelumnya Seo selalu menolak untuk pengawasan dua puluh empat jam di sekeliling rumahnya, kini Seo menempatkan empat sampai lima orang untuk mengelilingi pekarangan rumahnya yang luas. Demi Dove.
Rumah Seo memang tidak terlalu besar. Namun halaman yang sekitar sepuluh meter dari pusat rumah Seo. Pohon besar di belakang rumahnya membuat rumah Seo nampak luas. Seo lebih tak memilih bercocok tanam seperti rumahnya yang ada di negara kelahirannya. Seo memang tipikal orang yang pekerja keras dan hampir tak memperhatikan hal yang sepele. Tapi Seo orang yang sangat perfeksionis dalam segala urusannya. Dan sifatnya itulah yang diakui semuanya.
Kali ini Seo memilih meliburkan dirinya sendiri dari kegiatan kantornya. Walaupun berlibur, Seo masih menghandle pekerjaannya dari jauh. Dia tak bisa mempertaruhkan kepercayaan dengan sembarang orang membuat Seo turun tangan dari tugas bawahannya sendiri.
Well, hitung-hitung buang waktu.
Seo hanya bisa menghela napasnya. Lagi-lagi Dove mengacuhkannya. Seo hanya menganggukkan kepalanya samar dan mengambil batang rokoknya. Ia membutuhkan pelampiasan yang baik. Baru Seo menyampirkan rokoknya di bibirnya, pandangannya ke arah Dove.
"Akh, sial." sekali lagi, Seo kembali merasa tidak nyaman. Dia sering kali lupa jika di rumah ini sudah tidak hanya ada dirinya.
"Kalau kau menginginkan sesuatu... bagaimana bilangnya," Seo menyapu pandangannya dan melihat kertas note telepon yang tak jauh dari telepon rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salvager ( END )
RomansaTampan, sukses, dan genius dari Asia, itulah sebutan pemilik nama Hyun In Seo. Pria dengan darah asli negara Korea itu merintis kesuksesannya di dunia kepolisian Texas. Hanya dengan kurun waktu yang singkat, ia dapat menduduki posisi tertinggi di s...