PART 28 - CANDY, BEGIN!

2.5K 174 39
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Langit sebuah kota yang lama sudah tertinggalkan itu meninggalkan hawa yang menusuk kulit. Aroma aspal dan juga besi berkarat bercampur dan berdamai dengan udara. Banyaknya kubin-kubin kontainer yang warnanya memudar berpencar dimana-mana.

Dalam keadaan yang seperti itupun tak menghentikan gelak tawa penuh akan muslihat sementara. Sekumpulan orang-orang itu seolah tak memperhatikan dunia yang bila tiba-tiba runtuh.

"Hei, hei, aku tahu kalian sangat senang. Tapi kendalikan dosismu, bung." Suara berat yang tiba-tiba menyuara itu, memecah keheningan dalam sekejab.

Kumpulan orang-orang itu mulai melihat kemana arah sumber suara itu dan tak lama senyum merekah namun kedua bola mata itu kosong. "Lihatlah. Ada polisi! I'm so scared!" Jenakanya.

Pria itu hanya tersenyum licik seperti biasanya dan mengambil posisi tak jauh dari kumpulan orang-orang setengah sadar itu, "Oh, no, no! Kau... mantan polisi,"

"Nick."

Nick hanya tergelak dan menyambar botol alkohol tak jauh darinya.

"Apa kau tidak gegabah dengan terang-terangan menyuplai narkoba dalam jumlah besar? Kepolisian pusat pasti mengetahuinya." Ucap satu orang yang masih bisa mengendalikan euforianya sembari menyesap serbuk halus berwarna putih itu.

Nick tersenyum miring sekali lagi, "Aku memang sengaja."

"Tujuanku bukanlah mencari uang dari pasokan narkoba kita. Melainkan memancing tikus polisi dari antah berantah itu."

"Lalu kemudian," Nick emngangkat botol alkohol miliknya sejajar di samping kepalanya. Dengan kekuatannya, ia menghempaskan botol kaca itu dipermukaan tanah.

PYAR!

"Menghancurkannya."

Perlahan, kelopak mata dengan bumbuhan bulu mata yang lentik itu mulai terganggu karena sinar matahari yang menembus dari jendela ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perlahan, kelopak mata dengan bumbuhan bulu mata yang lentik itu mulai terganggu karena sinar matahari yang menembus dari jendela ruangan. Tangannya yang kurus itu terangkat dan mendarat di pelipis matanya.

Salvager ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang